Trump: Hillary yang Mulai, Saya yang Mengakhiri Rumor soal Obama

Donald Trump akhirnya mengakui bahwa Presiden Amerika Serikat Barack Obama memang lahir di AS.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 17 Sep 2016, 11:44 WIB
Donald Trump dalam kampanyenya menyinggung soal isu kelahiran Barack Obama (Reuters)

Liputan6.com, Washington DC - Donald Trump, pendukung utama klaim palsu soal tempat lahir Barack Obama, akhirnya mengakui bahwa Presiden Amerika Serikat itu memang lahir di AS.

Namun, Donald Trump juga menuding Hillary Clinton sebagai sosok yang memicu kampanye "birther" pada 2008.

Birther adalah gerakan yang mempertanyakan kewarganegaraan Obama dan meragukan bahwa ia lahir di Hawaii -- sesuatu yang kala itu bisa menjegal pecalonannya sebagai Presiden AS.

"Presiden Obama lahir di AS," kata Trump seperti dikutip dari BBC, Sabtu (17/9/2016).

Miliarder nyentrik itu menambahkan, ia menemukan bahwa kampanye tersebut adalah "kebohongan besar".

"Hillary Clinton dan kampanyenya pada 2008 memulai kontroversi birther. Aku yang mengakhirinya. Aku mengakhirinya. Anda tahu kan maksud saya?" katanya.

Sementara itu, tak ada bukti yang mengaitkan Clinton dengan birther.

Tim kampanye Trump sebelumnya juga menuding tim Clinton yang memulai rumor tersebut pada 2008.

Penasihat senior Trump, Jason Miller mengatakan, calon presiden dari Partai Republik itu berusaha mengakhiri rumor itu pada 2011 dengan memaksa Obama merilis akta kelahirannya.  

Klaim tersebut bertolak belakang dengan cuitan Trump pada 2012 yang menyebut bahwa ada sumber yang sangat kredibel yang mengatakan pada pihaknya, bahwa akta tersebut palsu.

Ketika diwawancara Washington Post Kamis lalu, Trump masih menolak untuk mengatakan bahwa Obama lahir di Hawaii.

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. (Sumber: Mary Joyce)

Analis mengatakan, meski isu birther tak lagi relevan dalam kampanye Pilpres tahun ini, namun hal tersebut masih jadi ganjalan di kalangan warga Amerika keturunan Afrika -- yang melihatnya sebagai upaya untuk menentang legitimasi presiden pertama berkulit berwarna.

Itu mengapa, warga keturunan Afrika mendukung Clinton dan Trump ingin membalik posisi itu.

Trump telah menjanjikan pengumuman besar tentang pandangannya terhadap kelahiran Presiden Obama. Dia akhirnya menyampaikannya -- setelah penundaan beberapa kali dan pada akhir pidato beberapa kalangan militer yang memujinya.

Belum ada tanggapan dari tim kampanye Clinton soal tuduhan itu. Namun, diperkirakan kubu mantan Menlu AS itu akan melawan dengan keras tuduhan bahwa mereka lah yang melecut kontroversi birther.

Sebelumnya, Hillary Clinton sempat mengangkat isu tersebut di Washington. "Donald Trump berutang permintaan maaf pada (Obama) dan rakyat Amerika," kata dia.

"Bayangkan, seseorang di Oval Office yang memperdagangkan teori konspirasi -- yang mendistorsi kebenaran agar sesuai dengan pandangan yang sangat sempit dunia." Oval Office adalah kantor Presiden AS di Gedung Putih.

Setelah pidatonya, calon presiden dari Partai Demokrat tersebut menulis dalam Twitter-nya, "Apa yang dilakukan Trump adalah hal memalukan. Apa yang harus dilakukan Trump, setidaknya sekali dalam hidupnya, adalah mengakui kesalahan yang telah ia lakukan."

Laporan di sejumlah media menyebut, rumor bahwa Obama lahir di Kenya -- bukan AS -- beredar pada 2008 oleh pendukung setia Hillary Clinton yang kala itu terancam tak memenangkan nominasi capres Demokrat.

Namun, tak ada bukti bahwa Clinton dan tim kampanyenya terkait tudingan tersebut.

Klaim itu justru kemudian dilanjutkan pendukung kandidat Republik John McCain yang kala itu tertinggal dalam jajak pendapat di bawah Obama, demikian menurut situs Fact Check.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya