Liputan6.com, Jakarta - Warkop DKI adalah salah satu grup lawak legendaris asal Indonesia. Berawal dari radio, kelompok ini kemudian bermain di layar lebar. Warkop DKI pun mencapai popularitas maksimal pada 1980 hingga 1990an.
Film Warkop DKI punya ciri khas tersendiri. Tak jarang, guyonannya adalah kritik terhadap keadaan yang ada saat itu. "Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang," adalah salah satu guyonan yang paling diingat, dimana saat itu maksud mereka adalah mengkritik pemerintah yang serba melarang apa yang dilakukan masyarakat sipil.
Selain itu, film Warkop DKI juga tak lepas dari adegan di pantai, latar perkotaan atau kampus, dan mobil. Untuk yang terakhir di sebut, beberapa di antaranya sangat lekat dengan Warkop DKI.
Baca Juga
Advertisement
Yang paling identik dengan Warkop DKI adalah bemo atau becak motor. Kendaraan bermotor roda tiga ini biasanya digunakan sebagai angkutan umum di Indonesia, dan mulai digunakan pada 1962 sebagai salah satu proyek transportasi Soekarno.
Satu personel Warkop DKI yang lekat dengan mobil ini tak lain adalah Wahyu Sardono atau lebih dikenal dengan sebutan Dono. Dono, yang dalam film Warkop DKI sering jadi tokoh yang paling konyol meski di kehidupan nyata dia adalah dosen Sosiologi FISIP UI, identik dengan kendaraan bemo karena bentuk wajahnya.
Pada film Mana Tahan (1979), Poltak yang diperankan Nunu, membandingkan mimik wajah Dono yang memerankan tokoh bernama Slamet dengan Bemo. Poltak bilang kalau wajah Dono sangat mirip kendaraan roda tiga itu. Sejak saat itu Dono identik dengan Bemo, dan Bemo juga identik dengan Dono.
Sementara di film Manusia 6.000.000 Dollar (1981), Dono tertabrak Bemo saat mengejar copet. Alih-alih cedera, ia justru jadi manusia bionik yang kuat.
Selain Bemo, ada lagi mobil yang lekat dengan Warkop DKI. Mobil-mobil ini adalah kendaraan populer di zamannya. Apa saja?
Next
Pontiac Chieftain 1949
Salah satu mobil paling legendaris sekaligus pasti diingat oleh siapa pun yang pernah menonton film Warkop DKI adalah Pontiac Chieftain 1949. Ingat dengan mobil ini? Ya, ini adalah mobil unik milik Dono yang dihiasi dengan tempelan berbentuk gigi yang terdapat pada film Gengsi Dong (1980).
Dalam film itu, diceritakan Dono yang berperan sebagai Raden Mas Ngabei Slamet Condrowirawatikto Edi Pranoto Joyosentiko Mangundirjo Kusumo, alias Slamet, iri terhadap teman kampusnya seperti Kasino yang rata-rata punya mobil. Ia pun meminta ayahnya yang merupakan juragan petani tembakau untuk juga dibelikan mobil.
Sayang, sang bapak hanya memberinya uang Rp 1,5 juta. Dengan uang sebanyak itu, Dono hanya mampu membeli mobil seperti ini. Alih-alih diapresiasi, Dono malah diejek oleh Kasino dan Indro karena hanya mampu beli mobil aneh.
Porsche 911 Targa
Mobil sport asal Stuttgart, Jerman lansiran 1989 ini digunakan pada film Depan Bisa Belakang Bisa (1987). Saat itu, mobil ini dipakai oleh Kasino yang berperan sebagai kepala agen rahasia untuk mengejar penculik.
Alih-alih mampu mengejar penjahat dengan mudah karena Tagra saat itu terbilang mobil kencang, Kasino malah kerepotan. Pasalnya, ia ternyata tidak terbiasa menggunakan mobil sport. Ia pun akhirnya hanya berputar-putar saja di area parkir.
Untuk diketahui, model 911 adalah model andalan Porsche. Laman resmi mereka menuliskan bahwa kendaraan ini adalah referensi bagi pembangunan mobil Porsche lain, semisal Cayenne dan Panamera yang masih eksis hingga sekarang.
Advertisement
Next
Toyota FJ40 Land Cruiser
Di film CHIPs (1982), ketiga bintang kenamaan ini menggunakan Toyota FJ40 Land Cruiser. Di film ini, ketiganya berperan sebagai polisi.
Mobil ini dikendarai Dono, yang digunakannya untuk berpatroli. Momen ban Toyota FJ40 Land Cruiser yang berguling ke bawah, lalu kembali ke tempat asalnya, adalah salah satu scene yang paling diingat pada film itu.
Toyota FJ juga digunakan ketiganya pada film Setan Kredit (1981). Di film itu mobil offroad tersebut digunakan sebagai tunggangan ketika pergi mengunjungi sang kekasih.
Jeep CJ7
Film Warkop DKI yang menggunakan Jeep lainnya adalah Sabar Dulu Dong (1989). Saat itu mobil yang digunakan adalah Jeep CJ7.
Dalam film ini, Dono, Kasino, dan Indro menggunakan Jeep CJ7 untuk pergi ke Bogor bersama kekasih mereka masing-masing. Di Kota Hujan itu, mereka bermaksud merenovasi hotel tua milik pacar Indro yang sudah tidak terurus.
Jeep yang digunakan berkelir putih, dengan tulisan "Colognette" di samping kap mesin. Dengan atap terbuka, mereka begitu menikmati suasana Bogor yang saat itu digambarkan masih sangat asri, dengan tumbuh-tumbuhan di sepanjang jalan.