Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya memerintahkan kepada seluruh operator pelabuhan untuk mengoperasikan secara 24 jam non stop.
Langkah ini dilakukan bagian dari tindak lanjut arahan Presiden RI Joko Widodo untuk mengurangi angka bongkar muat barang (dwelling time) di masing-masing pelabuhan.
"Kami harapkan pelabuhan masing-masing yang besar untuk melakukan operasional 24 jam. 24 jam itu mengandung dua arti. Satu, pelabuhannya buka. Kedua, pekerjanya ada," kata Budi Karya di kantornya, Sabtu (17/9/2016).
Baca Juga
Advertisement
Untuk mendukung hal itu, Budi Karya meminta kepada masing-masing pimpinan operator pelabuhan untuk menambah jumlah karyawan, atau meningkatkan gaji karyawannya untuk bisa kerja tengah malam.
Tidak hanya itu, masih dalam rangka menurunkan dwelling time yang di rata-rata pelabuhan selain Pelabuhan Tanjung Priok masih 7-8 hari, Budi Karya juga bakal membentuk tim untuk menilai kelayakan dan efisien atau tidak alat-alat bongkar muat yang ada di masing-masing pelabuhan.
Sesuai dengan keluhan masing-masing direksi Pelindo I-IV, untuk mengurangi dwelling time ada beberapa alat yang dimiliki sudah tidak efisien dan ada juga yang mengeluhkan justru kekurangan alat bongkar muat.
"Kami akan tunjuk tim-tim untuk mengawasi dan mengevaluasi, apakah peralatan yang ada di masing-masing pelindo itu cukup dengan kapasitas yang didukung. Apabila tidak harus ada suatu improvement," tegas dia.
Sedangkan solusi ketiga, Menhub Budi Karya juga akan mengeluarkan Surat Keputusan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengenai tarif bongkar muat di pelabuhan itu sendiri.
"Tarif ini kita akan buat sesi khusus nanti dua atau satu minggu lagi karena, kita ingin bahwa tarif yang akan kita terapkan di masing-masing pelindo lebih kompetitif dari yang sekarang," ujar Mantan Direktur Utama Angkasa Pura II itu. (Yas/Ndw)