Liputan6.com, Depok - Pemandangan berbeda tampak di SDN Depok Baru 5, Jalan Gelatik, Depok, Jawa Barat. Sekolah yang sejatinya digunakan untuk proses belajar-mengajar, disulap menjadi tempat resepsi pernikahan untuk anak pengawas sekolah tersebut berinisial S.
Wali murid dan warga sekitar pun protes. Warga berinisial B yang tinggal di belakang sekolahan itu mengatakan, sudah dua kali aktivitas siswa terganggu akibat hajatan pernikahan.
Advertisement
"Ini kali kedua saya melihat di sekolah ada acara pernikahan. Sebelumnya pada tahun kemarin, dia bilang ada anak guru dari sekolah tersebut yang menikahkan anaknya di sini. Tapi waktu itu acaranya Minggu," kata perempuan berambut keriting itu, di depan halaman sekolah, Depok, Sabtu (17/9/2016).
Akibat hajatan tersebut, tak jarang murid-murid dipulangkan lebih cepat dari jam belajar biasanya. "Biasanya murid-murid di sini pulang jika Senin sampai Sabtu pulang pukul 11.30 WIB. Hanya Jumat yang pulang pukul 10.30 WIB," ujar B.
Warga menilai sekolah harusnya digunakan untuk sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan sekolah. Bukan untuk kegiatan lain di luar kegiatan belajar mengajar.
"Kalau ini tidak ada hubungannya sama kegiatan sekolah, malah mengganggu siswa dalam belajar, dan mengurangi waktu belajar siswa," ucap B.
Hal serupa disampaikan warga berinisial R. Menurut dia, tak sepantasnya sekolah dijadikan resepsi pernikahan. Masih banyak tempat yang bisa dimanfaatkan untuk menggelar acara tersebut.
"Saya baru ngelihat ini doang. Menurut saya sebagai orang awam ya salah. Mau dikata apa ya," ucap dia.
Sementara, berdasarkan pantauan Liputan6.com, resepsi pernikahan digelar di lapangan sekolah, ruang guru juga digunakan. Bahkan, seorang wali murid yang enggan menyebutkan namanya mengatakan acara tersebut digelar selama dua hari, Jumat hingga Sabtu.
"Kemarin akad nikahnya," kata wali murid kelas III itu.
Selain mengganggu proses belajar-mengajar, warga sekitar juga terganggu dengan suara bising dari acara tersebut. Belum lagi, anak-anak tak bisa bermain, lantaran halaman sekolah berdiri tenda pernikahan.
"Anak-anak kemarin belajar dengan pengeras suara. Selain itu juga harus mendengar suara mempelai yang sedang melakukan ijab kabul," dia mengungkapkan.
Sejatinya, acara ini telah diketahui pihak wali murid dan kepala sekolah, sejak sepekan lalu serta telah mendapatkan izin dari komite sekolah.
"Komite memberikan izin pada Minggu. Tapi nyatanya tenda sudah berdiri sejak Rabu kemarin. Seharusnya mereka lebih bijak," ujar wali murid yang enggan menyebut namanya itu.
Sementara, S belum dapat dikonfirmasi terkait hal tersebut.