Liputan6.com, Jakarta Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengajak semua partai politik (parpol) merapatkan barisan menghadapi koalisi yang sudah menyatakan dukungannya kepada calon petahana Basuki Tjahja Purnama atau Ahok dan Djarot Syaiful Hidayat di Pilkada DKI Jakarta 2017.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PKB Ahmad Iman Syukri mengatakan jika semua partai yang sudah menyatakan tidak akan mengusung calon petahana tersebut harus bersatu menghadapi kekuatan besar yang tengah dihimpun oleh sejumlah partai koalisi pengusung pasangan Ahok-Djarot, yakni Partai Golkar, Partai Nasdem, dan Partai Hanura.
Advertisement
"Kami mengajak semua parpol non-Ahok untuk bersatu menghadapi Pilkada DKI nanti dengan menyuguhkan pilihan alternatif pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur kepada masyarakat Jakarta," ungkap Iman dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu 17 September 2016.
Ia menegaskan, ajakan tersebut tidak dalam rangka mengarahkan sejumlah parpol anti Ahok untuk mendukung calon yang akan diusung oleh PKB. Pasalnya, kata Iman, hingga saat ini PKB belum memutuskan akan mengusung figur yang dinilai tepat untuk memimpin Jakarta lima tahun ke depan.
"Ajakan ini tidak dalam rangka ke sana (mengarahkan dukungan figur yang didukung PKB). Kami tidak peduli siapa pun nanti yang akan diusung untuk melawan pasangan petahana, siapa pun calon gubernur dan wakilnya yang diusung sejumlah partai non-Ahok harus bersatu," tutur dia.
Iman menjelaskan PKB berinisiatif mengajak semua parpol non-Ahok memikirkan calon alternatif selain petahana demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat Jakarta.
"Kita ingin mengajak semua parpol non-Ahok bersatu untuk menyuguhkan calon alternatif kepada warga Jakarta dalam menentukan pilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta ke depan. Kita ingin berbicara dengan jernih bersama semua parpol tersebut agar keinginan masyarakat Jakarta hidup lebih baik dapat terwujud," papar Iman.
Ahok, lanjutnya, tidak bisa membuktikan sebagai kepala daerah yang memiliki visi pengayom dan pelindung rakyat kecil selama memimpin Jakarta.
"Salah satu buktinya adalah semakin meningkatnya jumlah penduduk miskin di Jakarta hingga 0,14 persen," ujar Iman.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta pada bulan September 2015, jumlah penduduk miskin di Jakarta pada bulan Maret 2016 mencapai 384.300 orang atau 3,75 persen. Ini meningkat dari jumlah penduduk miskin yang dirilis BPS pada September tahun lalu sebanyak 368.670 orang atau 3,61 persen dari total jumlah penduduk di DKI Jakarta.