Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi terus mendorong pemangkasan waktu bongkar muat di pelabuhan (dwelling time) dari 3-5 hari menjadi rata-rata di bawah 3 hari. Target ini akan diiringi dengan penurunan biaya transhipment agar Indonesiamampu bersaing dengan Singapura.
"Tahap pertama, waktu (dwelling time) yang kita targetkan kurang dari 3 hari. Suatu pekerjaan yang tidak mudah karena menyangkut banyak hal," jelasnya saat Konferensi Pers di Hotel Borobudur, Jakarta, Minggu (18/9/2016).
Namun demikian, Mantan Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) ini belum dapat memastikan penurunan untuk tarif transhipment . Pemerintah, sedang melakukan kajian untuk penurunan tarif tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Untuk tarif, kita sedang lakukan exercise. Kita ingin kompetitif dari sisi harga. Sudah ada beberapa clue yang saya temukan, tapi belum bisa saya sampaikan," ujarnya.
ini, sambungnya, berkaitan dengan kebijakan untuk menekan tarif transhipment. Dalam menentukan kebijakan tersebut, Kemenhub perlu berkoordinasi dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno dan Direktur Jenderal Bea Cukai, Heru Pambudi.
"Jadi nanti ada satu kebijakan yang akan kita berlakukan di PT Pelindo supaya tarif transhipment turun, kalau tidak kita akan bermasalah. Satu atau dua minggu ini kita bahas, sehingga persoalan tarif belum bisa sekarang," jelas Budi.
Dengan kebijakan yang masih dirahasiakan ini, Budi optimistis, barang-barang transhipment Indonesia dapat bersaing dengan Singapura.
"Saya pikir, kita bisa kompetitif untuk barang-barang transhipment dengan Singapura. Karena beban sudah bisa ditanggung dengan direct call (sistem pengapalan langsung ke luar negeri) sehingga barang-barang transhipment yang menuju ke kota lain sebenarnya bonus bagi pelabuhan itu," ujar Budi.