Liputan6.com, Melbourne - Salah satu distributor asal Indonesia yang menghadiri acara pameran Food and Beverage Trade Week 2016 Victoria, Australia, Muhammad Taufiq, membeberkan alasannya datang ke event tersebut.
Menurutnya, kualitas barang dan jarak yang tidak jauh dari Indonesia menjadi salah satu faktor untuk membeli barang di Australia.
Advertisement
"Karena kebutuhan kami sebagai importir, juga untuk mendistribusikan barang ke Indonesia pada umumnya ke Jakarta, maka kami mengambil kesempatan untuk mencari barang groceries snack (seperti cokelat dan permen), tapi tak menutup kemungkinan buah-buahan juga," ujar Muhammad Taufiq dalam wawancara dengan Liputan6.com beberapa waktu lalu di Grand Hyatt Hotel Melbourne, Australia.
Kendati demikian, bukan berarti Taufiq terpaku dengan produk-produk groceries saja. Sebelumnya, ia juga membeli buah-buahan yang kembali dijual di supermarket Indonesia.
"Saya juga biasa membeli buah seperti pir anggur, apel dan jeruk," papar Taufiq.
Menurut Taufiq, acara pameran yang digagas pemerintah Victoria ini sangat bagus.
"Ini merupakan suatu ajang di mana para buyers bertemu dengan para sales, di mana memiliki barang-barang yang cocok dengan kami yang bisa kita ambil," imbuhnya.
"Sejauh ini tak ada kendala yang berarti antara buyer dan sales, terkait pameran tersebut," jelas dia.
Informasi yang diperoleh Liputan6.com dalam dalam pameran Food and Beverages Trade Week 2016 di Melbourne Exhibition and Convention Centre, produk-produk hasil dari Negara Bagian Victoria seperti susu, buah, cokelat dan daging menjadi buruan para distributor asal Indonesia.
Sebanyak 14 perusahaan dan 24 perwakilan dari Indonesia datang untuk menghadiri acara yang diselenggarakan pemerintah Negara Bagian Victoria, Australia. Para distributor asal Indonesia itu datang ke acara tersebut untuk membeli produk-produk yang dipasarkan.
Meski hanya memiliki 3 persen lahan layak tanam dari luas wilayah mencapai 237.629 km persegi, Victoria ternyata memiliki produksi makanan dan minuman yang cukup tinggi.
Victoria malah mampu memenuhi 25 persen produksi bahan makanan dan minuman di Australia. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi dari pencapaian di bagian Negeri Kanguru lain.
Setiap tahun, Victoria juga dapat mengekspor hingga 4,8 miliar ton ke berbagai negara.