Liputan6.com, Jakarta Tak ada salahnya mengajak anak ikut memasak di dapur. Meski agak merepotkan, namun proses ini bermanfaat bagi tumbuh kembang seorang anak.
Seperti disampaikan salah satu pengajar di Young Chefs Academy, Nona Theresia, saat anak memasak, anak dapat belajar mengenai konsep matematika dasar, ilmu pengetahuan, bahasa Inggris, rasa dan warna makanan, bahkan rasa percaya diri.
Advertisement
Untuk dasar matematika, misalnya, ketika Anda mempersiapkan resep atau bahan-bahan makanan bersama anak, Anda bisa memberitahunya takaran yang pas seperti apa, berat saat menimbangnya, atau volumenya.
“Kadang kita bisa berhitung dari bahan-bahan makanan, belajar memasak sambil belajar matematika dasar,” ujar salah satu pengajar di Young Chefs Academy, Nona Theresia, saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta, ditulis Senin (19/9/2016).
Sedangkan ilmu pengetahuan, contohnya, anak-anak bisa mempelajari apa yang terjadi ketika cokelat padat dipanaskan atau alasan mengapa perlu menambah garam ke dalam adonan kue.
Walaupun anak mungkin belum siap untuk memahami penjelasan ilmiah yang kompleks di baliknya, namun lewat memasak dia akan mempertanyakan alasannya dan menguji hasilnya.
“Untuk sains, anak bisa tahu kalau cokelat padat dipanasin, bisa meleleh. Ini biasanya cocok diajarkan pada anak kinderngarten usia tiga sampai enam tahun. Kalau balita cukup yang sederhana-sederhana saja,” katanya.
Untuk bahasa Inggris, memang perlu sesekali mengajarkan anak-anak Indonesia, apalagi di zaman yang sudah semakin maju ini. Agar anak bisa mempelajari dan berani untuk berbicara bahasa Inggris, hal ini bisa juga didapat melalui proses memasak.
“Anak-anak bisa mempelajari term, khususnya cooking term, kaya ‘dipping’, terus kalau cokelat itu bisa mengering berarti ‘let it dry’, ‘we stir’ atau mengaduk, seperti itu,” katanya.
Sedangkan percaya diri juga bisa dilatih dan ditingkatkan dalam aktivitas memasak sederhana. Apalagi jika mereka memasak bersama teman-teman sebayanya. Mereka juga bisa belajar bersosialisasi, saling berinteraksi dengan teman-temannya, berbagi, bekerja sama, dan lebih berani.
Bahkan salah satu anak yang awalnya takut jika tangannya terkena kotor, sekarang lebih menjadi lebih berani dan tidak takut kotor lagi setelah kursus selama tiga bulan.
"Awalnya takut kotor, ya seperti megang ikan dan lain-lain, tapi semenjak dikursusin jadi mulai berani, karena kan disini diajarin, ‘ayoo gak boleh takut’, gitu,” ujar salah satu orangtua murid dari Owen (4), Esti faradila.
Memasak memang bisa sangat menyenangkan untuk semua anak. Hal ini juga bisa menjadi pengalaman yang baik dan mendorong ikatan antara anak dan orangtuanya.
Untuk memulai masak dengan si kecil, tetapkan aturan dasar terlebih dahulu, kemudian awasi seluruh keamanan dapur, dan terakhir Anda serta anak bisa menikmati pengalaman yang menyenangkan ini.