PLN Butuh 9.000 Tenaga Kerja Sampai 2019

Banyaknya kebutuhan tenaga kerja untuk mencukupi program listrik pemerintah 35 ribu megawatt.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 19 Sep 2016, 18:45 WIB
Pekerja mengecek instalasi kabel di tiang listrik milik PLN, Jakarta, Jumat (26/2). PLN menjaga mutu keandalan penyaluran tenaga listrik, memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan, dan estetika tata kota Jakarta. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) membutuhkan 9.000 tenaga kerja sampai tahun 2019. Banyaknya kebutuhan tenaga kerja untuk mencukupi program listrik pemerintah 35 ribu megawatt.

Direktur Human Capital Management PLN Muhamad Ali mengatakan, untuk memenuhi tenaga kerja tersebut dilakukan melalui beberapa strategi. Pertama, dia mengatakan PLN bekerjasama dengan 18 perguruan tinggi di Indonesia.

"Kita kerja sama dengan 18 perguruan tinggi untuk vokasi. Kerjasama bentuknya apa. Mereka kan 4 semeter atau berapa. 1 sampai 2 dia di kampus. 3 sampai 4 semester di tempat saya," kata dia usai rapat koordinasi mengenai peningkatan produktivitas juru ukur dan tenaga kerja di bidang ketenagalistrikan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Jakarta, Senin (19/9/2016).

Dia melanjutkan, PLN juga akan merekrut tenaga kerja di sekitar wilayah pembangkit listrik. Para pekerja PLN yang bekerja di sekitar pembangkit akan memberikan pelatihan untuk menyiapkan tenaga kerja itu.

"Kita yang di pembangkit itu lokasinya di daerah terpencil. Orang yang ditempatkan di situ harus orang tertentu. Mereka harus mengajar SMK terdekat dengan situ. Dengan mengajar koordinasi dinas pendidikan setempat mereka juga belajar di situ. Kita dapat orang dekat pembangkit. Kita didik dari awal," jelas dia.

Dia menuturkan, perekrutan tenaga kerja PLN dilakukan secara bertahap. Tahun ini PLN berencana menarik 5.558 tenaga kerja.

"(9.000) total 35 ribu megawatt untuk 2019. Tahun ini 5.558," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya