Liputan6.com, Bandung
Air mata Tsania tumpah di pentas PON Jabar, GOR Padjadjaran, Senin (19/9/2016). Dara cantik kelahiran 31 Oktober 2000 itu juga langsung sujud syukur. Kedua orang tuanya yang di pinggir lapangan juga ikut berhamburan.
Mereka memeluk putrinya. Berusaha menenangkan. Namun air mata Tsania terus menetes di pipinya. Air mata bahagia usai berhasil mempersembahkan perunggu PON Jabar bagi Kalimantan Utara. Dia berhak atas medali tersebut setelah mengumpulkan poin 9,23 untuk jurus Taijijian dan 8,85 untuk jurus Taijiquan.
Baca Juga
Advertisement
Meski bukan medali tertinggi, Tsania sangat bersyukur mampu naik podium. Apalagi namanya sebenarnya bukan tergolong unggulan dalam olahraga ini. Dia masih kalah pamor dari Lindswell Kwok yang menyandang predikat juara dunia. Sejak masih fase Pra-PON, sosok Tsania bahkan sama sekali tidak dijagokan.
Ia pun sempat kehilangan kepercayaan diri saat turun di nomor taijiquan, Minggu (18/9/2016). "Kemaren saya sempat frustrasi. Nilai saya jauh sekali dari peringkat ketiga. Saya sampai minta maaf sama Allah jika ada kesalahan. Saya langsung pesimistis dan merendahkan diri," ujar Tsania kepada Liputan6.com.
Saking kepengennya merebut medali, Tsania bahkan bernazar sebelum tampil. Dia ingin mengajak orangtuanya umrah bila berhasil merebut medali di PON Jabar 2016. "Mereka punya peran sangat besar di balik kesuksesan saya. Saya juga ingin memberikan donasi untuk korban konflik di Syuriah. Cara untuk menyalurkannya sudah saya cari tahu. Jangan pernah pelit untuk bagi-bagi rezeki," tutur Tsania
Meski gerakannya belum sesempurna Lindswell, namun penampilan Tsania cukup mencuri perhatian. Pasalnya, di nomor yang diikutinya, Tsania satu-satunya atlet yang menggunakan hijab saat bertanding.
"Masalah hijab, saya baru mengenakannya dengan sungguh-sungguh sejak SMP. Meski terlihat agak ribet, mengenakan hijab saat bertanding tak menjadi sebuah halangan," jelas Tsania.
Banting Setir
Tsania bercerita bahwa wushu sebenarnya bukan olahraga pertama yang digelutinya. Awalnya dia adalah atlet senam. Namun cedera memaksanya meninggalkan cabang ini dan beralih ke olahraga wushu. Karena itu dia merasa sangat senang akhirnya bisa merebut medali pada PON pertama yang diikutinya.
"Dulu saat dikirim ke Jakarta untuk TC saya cedera. Kaki saya sampai panjang sebelah dan tak bisa berjalan. Setelah beberapa bulan, saya kembali pulih. Tapi, saya keluar dari senam dan memilih wushu," kata Tsania.
Advertisement