Liputan6.com, Banda Aceh - Kepolisian hingga saat ini terus memburu AF (26), peledak granat mobil anggota DPRK Bener Meriah pada Sabtu, 17 September 2016, yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia.
Polisi hingga kini baru berhasil menangkap otak pelemparan granat berinisial SZ yang tak lain kakak kandung AF dan istri siri Mansyur Ismail, anggota DPRK Bener Meriah. Aksi AF meledakkan granat atas perintah SZ.
"Setelah mengeksekusi AF sempat bertemu SZ. AF mengatakan sudah saya lakukan, Kak, lihat saja nanti," ucap Kabid Humas Polda Aceh Kombes Goenawan, saat menggelar konferensi pers di Polda Aceh, Senin, 19 September 2016.
SZ mengaku aksi itu bermotif sakit hati dan dendam pribadi antara SZ dan keluarga Mansyur. Goenawan mengungkapkan pada Sabtu pagi atau beberapa jam sebelum kejadian, AF mendatangi rumah SZ dan menyatakan akan menguntit Aulia Fahmi, anak Mansur dari istri pertama.
Sekitar pukul 09.00 WIB, Mansur menelepon SZ untuk sekadar menanyakan kabar. "Saat berbincang-bincang, tersangka SZ menanyakan keberadaan istri pertama," ujar Goenawan.
Baca Juga
Advertisement
Dari jawaban itu diketahui bahwa Nurma, istri pertama Mansur, sedang dalam perjalanan dari Bireuen menuju Bener Meriah dengan mobil yang disopiri Aulia Fahmi.
Aulia akhirnya tewas setelah sempat mendapat perawatan medis akibat luka-luka yang dideritanya. Selain Aulia, seorang balita bernama Kiki juga ikut tewas dalam peristiwa tersebut.
"Pengakuan SZ, ia perintahkan AF untuk membalas sakit hati kakaknya, terutama pada Aulia Fahmi, karena ada masalah pribadi," ucap Goenawan.
Polisi kini memburu AF ke beberapa lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian AF. Sementara, SZ ditangkap aparat Polres Bener Meriah di rumah pamannya di Bener Meriah pada Senin malam.
SZ sehari-hari bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Puskesmas Timang Gajah, Bener Meriah.