Ronny Nitibaskara: Ahli Kubu Jessica Ngawur

Ronny menolak dirinya disebut penganut mazhab Lombroso.

oleh FX. Richo Pramono diperbarui 20 Sep 2016, 19:46 WIB
Sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin menghadirkan dan mendengarkan keterangan saksi ahli yakni Ahli Kriminologi Ronny Rasman Nitibaskara di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Kamis (1/9). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta Guru Besar Kriminolog Universitas Indonesia Prof Dr Tb Ronny Rahman Nitibaskara angkat bicara terkait keterangan ahli kubu Jessica dalam sidang lanjutan pembunuhan berencana, Senin kemarin.

Dalam keterangan tersebut ada dua ahli yang hadir, mereka adalah Kriminolog UI Eva Achjani Zulfa dan psikolog klinis Dewi Taviana Walida.

Di persidangan kemarin, Eva menjabarkan soal teori Lombroso. Lombroso atau Cesare Lombroso adalah Kriminolog Italia.

Dia menganut paham positivis dan meneliti ilmu kejahatan berdasarkan bentuk wajah di era abad pertengahan, di mana saat abad tersebut perbudakan tumbuh subur. Secara tidak langsung teori ini dianggap menyudutkan kaum tertentu.

Di lain sisi, Lombroso menolak mazhab klasik yang menyebut kejahatan adalah sifat dasar yang dimiliki manusia.

"Sedangkan semalam, Eva menceritakan teori Lombroso untuk menemukan penjahat. Padahal ini teori yang salah, ngawur," ujar Ronny di Jakarta Selatan, Selasa (20/9/2016).

Ronny mengaku dia bukanlah penganut mazhab Lombroso. "Ini harus saya luruskan. Saya bukan aliran lombroso," kata dia.

Meski demikian, pendekatan kriminologi yang dilakukan Ronny adalah dengan membaca gesture. Dalam kriminologi ini adalah fisiognomi atau ilmu membaca karakter orang melalui wajah.

"Dan teknik inilah yang saya pakai ke Jessica. Saya periksa dia dua kali di Polda Metro Jaya. Gesturenya dia memang luar biasa tenang. Saya juga sampai bingung, mana nih bocornya," ujar Ronny.

Menurut Ronny, membaca raut wajah juga dilakukan FBI. "Bahkan FBI sering pakai gesture atau ilmu membaca wajah," Ronny menjelaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya