Liputan6.com, London - Strategi investasi miliarder George Soros menjadi sorotan. Kini miliarder itu akan investasi sekitar US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,57 triliun (asumsi kurs Rp 13.150 per dolar Amerika Serikat) di perusahaan dan startup yang dibangun oleh imigran dan pengungsi.
Terutama terhadap bisnis yang menjawab kebutuhan para pengungsi dan masyarakat yang menjadi tuan rumah mereka.
Ia akan bekerjasama dengan organisasi-organisasi internasional yang membantu pengungsi untuk menentukan bagaimana investasikan uang. Namun ia syaratkan kalau teknologi menjadi salah satu caranya untuk menjadi dermawan.
"Kami akan melihat investasi dalam berbagai sektor di antaranya teknologi digital yang tampaknya sangat menjanjikan sebagai cara untuk memberikan solusi pada masalah-masalah tertentu," ujar Soros, seperti dikutip dari laman CNN Money,Kamis (22/9/2016).
Baca Juga
Advertisement
Kemampuan komunikasi menjadi sangat penting bagi pengungsi. Pada pekan lalu studi yang dilakukan UN High Commissioner for Refugees and Accenture menemukan kalau ponsel dan akses internet sekarang menjadi penting untuk keselamatan pengungsi, makanan, keamanan, tempat berlindung dan air.
Miliarder George Soros menuturkan, teknologi dapat membantu orang mendapatkan akses ke layanan pemerintah, hukum, keuangan dan kesehatan. Teknologi pun sangat penting bagi para pengungsi.
"Investasi ini dimaksudkan untuk sukses. Tapi fokus utama kami adalah untuk menciptakan produk dan jasa yang benar-benar bermanfaat bagi migran dan masyarakat setempat," ujar dia.
Dalam tulisan opininya di Wall Street Journal, George Soros menulis kalau fokus utamanya untuk menolong migran dan pengungsi di Eropa. Akan tetapi, dia juga mencari investasi bagus untuk migran di berbagai tempat.
Berdasarkan data United Nations High Commisioner for Refugees, lebih dari 65 juta orang terpaksa untuk meninggalkan rumahnya. Di antara mereka, sekitar 21,3 juta berusia di bawah 18 tahun. Tercatat rekor 1,3 juta migran tiba di Eropa pada 2015. (Ahm/Ndw)