Liputan6.com, Garut - Banjir bandang akibat hujan deras yang mengguyur Garut sejak pukul 20.00 WIB tadi malam masih belum surut. Akibat air bah menerjang, sebanyak 18 warga Desa Mekar Jaya, Kecamatan Tarogong Kidul, Garut, dinyatakan hilang hingga kini.
"Mudah-mudahan 18 warga yang belum ketemu itu ada di saudaranya," kata Kasi Kesiapsiagaan BPBD Garut, Tb Agus Sofyan, kepada Liputan6.com, Rabu (21/9/2016).
Informasi warga hilang itu, kata dia, baru dipastikan tadi pagi saat tim SAR gabungan menyisir kondisi desa yang terletak di bantaran Sungai Cimanuk. Selain 18 warga hilang, lima warga desa yang merupakan penghuni panti wreda meninggal dunia.
Kelima korban yang keseluruhannya manula tidak sempat menyelamatkan diri dari air bah yang tiba-tiba menerjang desa. "Kelima korban itu terdiri dari tiga ibu-ibu dan dua bapak-bapak. Identitasnya masih belum diketahui," kata Tb lagi.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, warga yang selamat kini diungsikan ke Makorem setempat di Lapang Paris. Tb menyebut sekitar 60 KK mengungsi ke lokasi penampungan dan kini memerlukan sejumlah bantuan.
Jenis bantuan yang mendesak terdiri dari air mineral, air bersih, makanan siap saji, alat kebersihan, pakaian bersih layak pakai, pembalut ibu-ibu, dan alat-alat bayi.
Total korban jiwa akibat banjir bandang yang disebut terparah dalam 50 tahun terakhir itu mencapai 15 korban jiwa. Hingga kini, ketinggian genangan air masih mencapai 80 cm atau di atas rata-rata.
Tim SAR yang terjun dalam upaya pencarian harus ekstra hati-hati karena kondisi alam masih belum aman. "Debit air sekitar 45 menit dari Bayongbong untuk sampai ke Garut. Padahal kalau arung jeram normalnya butuh waktu 4 jam," ujar Tb.