Liputan6.com, Jakarta Sosok Mbah Gotho mencuri perhatian publik lantaran diduga menjadi manusia tertua di dunia. Umurnya mencapai 146 tahun pada Desember tahun ini. Hal itu merujuk pada data KTP Sudimejo alias Mbah Gotho yang di dalamnya tercatat tahun kelahiran di tahun 1870. Namun penduduk sekitar meyakini Mbah Gotho lebih tua dari pada data itu.
Baca Juga
Advertisement
Di usia yang terbilang cukup tua, Mbah Gotho sempat melontarkan keinginannya untuk meninggalkan dunia fana ini. Keseriusannya ingin benar-benar meninggal, dibarengi dengan sejumlah wasiat yang telah disampaikan kepada anggota keluarganya tentang apa-apa yang harus dilakukan ketika ia meninggal nanti.
Namun yang tak banyak diketahui orang, Mbah Gotho rupanya mempunyai lemari rahasia yang tak seorang pun dibiarkan tahu isinya selama bertahun-tahun. Suryanto (46), cucu Mbah Gotho, mengatakan isi lemari kayu seukuran pintu itu ada kaitannya dengan wasiat kematian Mbah Gotho. Ia tidak tahu pasti mengenai detil isinya, sebab hanya Mbah Gotho yang menyimpan kunci lemari itu.
"Kuncinya disimpan sendiri oleh Mbah Gotho. Tak ada yang boleh menyentuhnya apalagi membukanya," ujar Suryanto.
Baru-baru ini, ketika tim Liputan Khusus Liputan6.com, berkunjung ke kediaman Mbah Gotho, di Dusun Segeran, Desa Cemeng, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Mbah Gotho secara tak sengaja menyinggung isi lemari rahasianya itu.
Walau tak secara langsung merinci, Mbah Gotho menyebutkan ada baju dan celana yang harus dikenakan ketika Mbah Gotho meninggal nanti. Hal itu tertera pada salah satu isi wasiat Mbah Gotho.
"Saya kalau mati enggak mau dipocong seperti orang-orang lain. Tidak mau. Maunya dipakaikan celana, dipakaikan baju, dirias, lengkap pokoknya. Maka saya sudah bilang ke anak, cucu saya, ‘Le atau nduk, kalau aku mati besok, segera dimandikan. Kalau mati sore, segera dimandikan’,” pinta Mbah Gotho.
Kepada Liputan6.com, Suyanto mengatakan seperangkat pakaian yang disiapkan Mbah Gotho di hari kematiannya tersimpan rapi di dalam lemari kayu yang sengaja dikunci Mbah Gotho itu.
Tak hanya itu, ia juga meminta ingin dimakamkan di sebelah makam istrinya. “Kalau Mbah Gotho meninggal, dia minta dimakamkan di sebelah ibu saya. Ini sudah disiapkan liang lahatnya,” jelas Suyanto kepada Liputan6.com, sambil menunjukkan sebuah liang yang berada di ujung kanan areal pemakaman.
Rumah nisan yang terbuat dari keramik marmer berwarna putih kekuningan itu menjadi bukti dari keseriusan Mbah Gotho mempersiapkan kematiannya. Rumah nisan itu diletakkan oleh cucunya, Suryanto (46), di halaman depan rumah, yang bersebelahan dengan kamar Mbah Gotho.
(War)
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.