Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal M Iriawan bicara soal adanya pejabat Polri yang tersandung kasus, baik itu etik, disiplin, maupun pidana.
Seperti di akhir massa jabatannya sebagai Kepala Divisi Propam, Iriawan menemukan perwira menengah Polda Bali yang menjabat Direktur Reserse Narkoba, Komisaris Besar Franky Haryanto Parapat terjerat praktik korupsi.
Advertisement
Perwira menengah tersebut memperjualbelikan kasus kepada mereka yang terjerat kasus. Bukan kali ini saja polisi narkoba bermain-main dengan bandar atau masyarakat yang terjerat narkoba.
Hal ini diketahui dari hasil temuan Tim Gabungan Pencari Fakta yang menindaklanjuti testimoni Freddy Budiman. Meski tim menyatakan tidak menemukan aliran uang dari bandar ke pejabat Polri, tapi tim menemukan adanya aliran dana dari jaringan-jaringan Freddy ke pejabat Polri.
"Tugas kami di Propam kemarin sudah maksimal. Dan komitmen bagi anggota yang enggak pantas kami rekomendasikan beri tindak tegas," kata Iriawan usai pelantikan Kapolda Metro Jaya, di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (23/9/2016).
Khusus untuk kasus Direktur Reserse Narkoba Polda Bali, kata Iriawan, saat ini masih terus dilakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan.
"Rekomendasi kami sudah dilakukan, Kapolda copot anggota tersebut. Sehingga kita lakukan pemeriksaan nanti. Kalau nanti ke ranah pidana umum, kami lakukan," kata Iriawan.
"Sudah banyak pejabat yang enggak pantas duduki jabatan yang diberi amanah ini," dia menambahkan.
Bagi Iriawan Polda Metro Jaya bukanlah rumah baru. Sebelumnya, dia pernah menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum. Kasus menonjol yang ditanganinya saat itu adalah penangkapan terhadap Ketua KPK Antasari Azhar.
Antasari disebut bersekongkol melakukan pembunuhan terhadap Direktur RNI Nasruddin Zulkarnaen. Karier Iriawan kian moncer. Dia lalu menjabat sebagai Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB). Kian menanjak, bintang dua di pundaknya dia jabat saat menjadi Kapolda Jawa Barat.