Dampak Negatif Suntikan Botox Pembesar Penis pada Psikis Pria

Tak sedikit pria yang begitu khawatir dengan penampilan penis mereka.

oleh Melly Febrida diperbarui 23 Sep 2016, 21:30 WIB
Sebab, nyeri testis adalah gejala untuk berbagai masalah kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta Tak sedikit pria yang begitu khawatir akan penampilan penis mereka. Bukan hanya sekedar panjang penis, namun ukuran testis (buah zakar) juga menjadi perhatian pria. Untuk mengatasinya, pria bisa memperbesar ukuran testisnya dengan prosedur yang aneh.

Prosedur operasi kosmetik dengan menyuntikkan botox ke dalam skrotum itu membuat pria berbondong-bondong ingin melakukan prosedur tersebut. Biayanya juga lumayan tinggi bisa melebihi 2.800 Poundsterling atau kurang lebih sama dengan Rp 17 juta.

Dan dalam beberapa dekade terakhir ini jumlah pria yang melakukan operasi kecantikan meningkat dua kali lipat.

Tren ini yang dikenal dengan nama scrotox dan balltox diklaim bisa mengurangi munculnya keriput serta meningkatkan ukuran testis. Namun, scrotox bukan satu-satunya operasi kosmetik yang ada di pasaran. Pria juga bisa memperbesar testis dengan menyuntikkan lemak mereka sendiri.

Prosedur ini memakan waktu sekitar 45 menit, tetapi pria tak boleh berhubungan seks selama enam minggu hingga penis pulih sepenuhnya.

Namun, Ahli Bedah Plastik Bersertifikat Dr David Alessi kepada Daily Star, Sabtu (24/9/2016) mengatakan jangan berharap ukuran bertambah lebih dari satu inci. Menurutnya, prosedur tersebut memberikan hasil yang tak sesuai dengan harapan.

"Sayangnya, lebih dari 90% pria tidak puas dengan hasilnya," katanya.

Alessi juga menjelaskan, obsesi pria dengan ukuran penis bisa menjadi gejala adanya masalah psikologis yang serius.

"Kebanyakan pria berpikir mereka memiliki penis kecil, sebenarnya tidak," lanjutnya.

"Kebanyakan pria yang berpikir penis mereka terlalu kecil mengalami sindrom penis dismorfik dan lebih baik bertemu psikiater dan bukan ahli bedah,"tutup Alessi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya