Liputan6.com, Jakarta Kita kerap bertanya pada diri kita dan juga dokter soal alasan selalu sakit saat bepergian, terutama yang jarak jauh. Alasannya bukan dari seberapa banyak bepergian dan berapa jam waktu bepergian.
Ingatkah Anda pernyataan kurang tidur dan terlalu banyak bekerja dan stres akan menurunkan resistensi siapa pun terhadap infeksi? Bahkan, perjalanan secara umum dapat mengekspos orang dalam semua jenis kondisi terhadap penyakit.
Advertisement
"Jadi ada dua penyebab utama yang membuat seseorang selalu sakit saat sedang berpergian," kata Catherine Forest, seorang dokter ahli pengobatan, seperti dimuat dalam jurnal American Medical Association, Sabtu (1/10/2016).
"Bisa karena adanya peningkatan pada ekspos terhadap virus bakteri atau parasit, atau juga bisa disebabkan oleh kondisi tubuh yang kebetulan sedang rentan terhadap agen-agen tersebut," lanjutnya.
Menurutnya, justru dengan seseorang berpergian, khususnya yang berjarak jauh, dirinya akan lebih mudah terkena atau terekspos dengan kuman atau bakteri yang dibawa oleh orang lain di pesawat atau di tempat yang akan dikunjunginya.
Ini membuktikan, bepergian ke lokasi baru meningkatkan potensi terekspos pada virus atau bakteri yang ada di lokasi tersebut. Selain itu, sebuah studi pada tahun 2009 lalu melaporkan bahwa mereka yang kurang tidurnya akan lebih mungkin untuk terserang penyakit saat bepergian lantaran kondisi tubuh kurang fit.
Nah, ini menjelaskan alasan kedua yaitu, kondisi tubuh saat kurang tidur menjadi lemah dan alhasil rentan terhadap agen-agen seperti bakteri, kuman, virus dan parasit.