Aksi Ambil Untung Investor Bikin Harga Emas Turun

Harga emas untuk pengiriman Desember ditutup turun 0,2 persen ke level US$ 1.341,70 per troy ounce.

oleh Arthur Gideon diperbarui 24 Sep 2016, 07:18 WIB
Harga emas untuk pengiriman Desember ditutup turun 0,2 persen ke level US$ 1.341,70 per troy ounce.

Liputan6.com, New York - Harga emas turun pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Pendorong penurunan harga emas karena aksi ambil untuk dari investor dan juga penguatan dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Wall Street Journal, Sabtu (24/9/2016), harga emas untuk pengiriman Desember ditutup turun 0,2 persen ke level US$ 1.341,70 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Penurunan tersebut membuat keuntungan beruntun dalam empat hari sebelumnya menjadi lepas.

"Para investor berspekulasi jangka pendek bahwa harga akan tertekan maka mereka melakukan aksi ambil untung." jelas Commerzbank dalam catatannya kepada para investor.

Memang, dalam dua hari perdagangan sebelumnya, harga minyak mampu melonjak hingga US$ 40 per troy ounce karena spekulasi suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed).

Emas reli setelah Bank Sentral AS memutuskan untuk tidak menaikkan suku bunga pada September ini. Langkah The Fed menahan suku bunga tersebut menjadi kabar baik baik harga emas.

Alasannya, emas tidak perlu bersaing dengan instrumen obligasi yang selain memberikan keuntungan kenaikan harga juga memberikan bunga kepada investor.

Harga emas juga tertekan karena penguatan dolar AS. Dalam Wall Street Journal Index, sebuah indeks yang mengukur nilai tukar dolar AS terhadap beberapa mata uang utama dunia lain, mengalami kenaikan 0,3 persen pada perdagangan Jumat.

Kenaikan dolar tersebut membuat komoditas dengan denominasi dolar AS seperti emas akan lebih mahal bagi investor yang membeli dengan mata uang lain.

"Untuk ke depan harga emas sepertinya tidak akan terlalu bergejolak. Berbeda dengan paruh pertama tahun ini," jelas analis UBS Joni Teves. (Gdn/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya