Liputan6.com, Jakarta - Mayoritas jemaah haji Indonesia yang masih berada di Tanah Suci terserang penyakit batuk dan pilek kategori berat. Penyebabnya, cuaca ekstrem yang melanda Arab Saudi akhir-akhir ini. Suhu udara tercatat hingga 52 derajat Celsius dan kadang-kadang disertai hujan dan badai.
Dokter kloter SUB 62, dr Roro, mengatakan untuk mengurangi dan menghindari gangguan batuk dan pilek selama di Mekah, jemaah diimbau banyak minum air hangat dan selalu mengenakan masker, baik saat berada dalam ruangan maupun di luar ruangan.
Advertisement
"Setiap hari ada puluhan jemaah berobat ke posko dan keluhannya batuk pilek. Kalau kondisi ini dibiarkan, bisa mengakibatkan radang atau infeksi tenggorokan dan saluran pernafasan," kata dr Roro di Mekah, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (24/2016).
Jika sudah radang atau infeksi, ujar Roro, mau tidak mau harus diinfus dan digelontor obat-obatan cair melalui infus agar kondisi pasien segera pulih dan bisa kembali menjalankan ibadahnya dengan baik.
Untuk mencegah meluasnya batuk dan pilek jemaah haji, beberapa kloter yang berada di Maktab 307 di Mahbas Jin, Mekah, mengadakan penyuluhan kesehatan bagi jemaah.
Jemaah haji gelombang kedua, khususnya kloter-kloter terakhir, baru akan bergeser ke Madinah pada 4 Oktober mendatang untuk menunaikan salat Arbain (salat berjemaah di Masjid Nabawi selama 40 kali berturut-turut tanpa putus).
Jemaah haji kloter-kloter akhir akan kembali ke Tanah Air sekitar 13 Oktober dan sampai di rumah masing-masing pada 14 Oktober 2016.