Liputan6.com, Jakarta - Tidak terima petinjunya dinyatakan kalah oleh dewan juri, pelatih dan ofisial kontingen Kalimantan mengamuk di GOR Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, Jumat sore. Peralatan elektronik yang digunakan dewan juri juga dirusak.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang, SCTV, Sabtu (24/9/2016), kericuhan ini dikarenakan juri dinilai berat sebelah. Pasalnya, juri memenangkan atlet tuan rumah Jawa Barat yang justru jarang melayangkan pukulan.
Advertisement
Jumat malamnya, giliran kontingen tuan rumah Jawa Barat yang mengamuk. Hal ini lantaran petinjunya dinyatakan kalah oleh dewan juri di lokasi yang sama. Polisi dan TNI pun bertindak dan menangkap dua orang yang mengamuk di ruang panitia.
Sementara di Bogor, kericuhan pecah saat final drum band di Gedung Kesenian Tegar Beriman, Jumat malam. Kontingen Aceh, Banten, dan DKI Jakarta protes atas keputusan dewan juri yang memberikan medali perak untuk kemenangan bersama tim tuan rumah dan Aceh.
Tim Jawa Barat dinilai tak layak dapat medali perak. Hal ini lantaran banyak kesalahan dalam gerakan.
Atas berbagai kericuhan dan ketidakpuasan, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi meminta semua pihak maklum. Sebab tidak mudah bagi Provinsi Jawa Barat untuk menjadi tuan PON XIX.
Sedangkan kericuhan paling memalukan terjadi di cabang olahraga polo air PON 2016 enam hari lalu. Baik atlet maupun penonton terlibat baku pukul. Aksi ini sangat bertentangan dengan semangat sportivitas yang harusnya dijunjung tinggi.