Sumber Air Bersih Masih Tertutup Lumpur Banjir Bandang Garut

Pasokan air bersih warga korban banjir bandang mencapai 30 ribu liter sehari.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 24 Sep 2016, 17:02 WIB
Pasokan air bersih warga korban banjir bandang mencapai 30 ribu liter sehari. (dok. PMI)

Liputan6.com, Garut - Berbagai permasalahan mulai muncul pasca-banjir bandang melanda Garut pada Selasa malam, 20 September 2016. Selain kebutuhan dasar logistik dan tempat pengungsian, kebutuhan MCK (mandi-cuci-kakus) dan air bersih kini mulai jadi persoalan.

Yeyet (52), salah seorang warga mengeluhkan lumpur dari banjir bandang mengotori sumur yang sehari-hari diandalkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Karena itu, ia tak bisa membersihkan rumahnya yang hingga hari ke-4 pascabanjir.

"Sumur di rumah kotor, sehingga kebutuhan air bersih terganggu," ucap Yeyet, Sabtu (24/9/2016).

Untuk itu, Palang Merah Indonesia (PMI) membangun delapan fasilitas MCK darurat di perkampungan warga terdampak. Salah satunya di Kecamatan Cimacan yang menjadi salah satu kawasan terparah akibat terjangan luapan Sungai Cimanuk.

"Hari ini PMI akan membangun fasilitas MCK darurat yang menjadi salah satu permasalahan warga yang terdampak," kata Abidin, koordinator lapangan tim PMI, berdasarkan keterangan pers.

Menurut Abidin, penyediaan fasilitas MCK bertujuan untuk meminimalkan berbagai penyakit, seperti diare dan penyakit kulit. Terkait penyediaan air bersih warga terdampak, PMI akan bekerja sama dengan pihak PDAM Garut untuk menyuplai kebutuhan air setiap hari.

"Setiap harinya kita menerjunkan enam kendaraan mobil tangki air dengan kapasitas 5.000 liter untuk memenuhi dan menyuplai pasokan di permukiman warga yang terdampak," ujar Abidin.

Tak hanya air bersih, setiap warga juga mendapatkan jeriken air serta larutan penjernih air untuk kebutuhan mendapatkan air bersih.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya