Liputan6.com, Jakarta Menonton korban jahil di televisi yang jatuh tersungkur mungkin bisa mengocok perut Anda alias tertawa terbahak-bahak. Tapi bagaimana bila kita sulit menahan tawa ketika melihat seseorang terjatuh di depan kita, apa itu tidak normal?
"Kita sering menertawakan kejenakaan tak terduga," kata Psikolog, Robert Provine, Ph.D., yang juga penulis buku Curious Behavior: Yawning, Laughing, Hiccupping, and Beyond.
Advertisement
Saat menertawakan orang jatuh, kata dia, sebenarnya berkaitan dengan variasi kehidupan nyata.
"Tidak apa-apa jika Anda hanya menertawakan kekonyolan jatuhnya seseorang. Tapi dalam catatan, hal ini tidak normal bila Anda begitu gembira berlebihan seolah-olah melihat penderitaan itu menyenangkan," kata Provine, seperti dimuat laman Menshealth, Sabtu (24/9/2016).
Sependapat, seorang profesor psikologi di Texas A & M, Jyotsna Vaid, Ph.D mengatakan, tertawa juga bisa menjadi cara paksa untuk mengekspresikan bantuan atau kepuasan bahwa bukan Anda yang jatuh.
"Jadi perhatikan langkah Anda. Meskipun tidak ada penelitian resmi mendokumentasikan ini, namun percayalah karma itu menyebalkan," pungkasnya.