Liputan6.com, Thiruvananthapuram - Kuil kuno ini menyimpan harta karun miliaran dolar: patung dan koin-koin emas, butiran permata, perak, segala macam perhiasan.
Nilainya diperkirakan sekitar US$ 11,2 miliar bahkan US$ 20,2 miliar saat ditemukan pada 2011 lalu. Jika dikonversikan ke rupiah mencapai triliunan.
Harta-harta tersebut disimpan dalam sejumlah ruang tersembunyi di Kuil Sree Padmanabhaswamy di Thiruvananthapuram -- yang sebelumnya bernama Trivandrum-- ibukota negara bagian Kerala di India selatan.
Selama berabad-abad harta itu tersimpan dengan aman di rumah ibadah yang dibangun pada Abad ke-16 oleh raja yang memerintah Kerajaan Travancore.
Legenda menyebut raja-raja Travancore menyimpan kekayaan luar biasa di balik dinding istana dan gudang-gudang kuil. Namun, tak ada berani menyentuh harta tersebut.
Sebab, konon, ada dua ular kobra raksasa yang menjaga kamar harta rahasia di ruangan bawah tanah. Tak hanya itu, diyakini bahwa seseorang yang membuka tempat penyimpanan, apalagi mengambil sesuatu dari sana niscaya akan mendapat kutukan.
Advertisement
Hanya segelintir orang yang berkesempatan menyaksikan secara langsung harta karun di Kuil Padmanabhaswamy.
Ananda Padmanabhan, seorang pengacara, menjadi salah satu orang yang mendapat keistimewaan itu.
"Saya melihat isi lemari besi, namun saya tak bisa bicara banyak soal itu, sebab, kasusnya saat ini masih ditangani pengadilan," kata dia seperti dikutip dari Guardian, Minggu (25/9/2016).
Selama delapan tahun terakhir, Padmanabhan berupaya untuk melindungi harta itu agar tetap utuh. Rumor 'kutukan' bagi siapa yang mengambil harta ternyata tak lagi mempan.
Sebab, ia meyakini, emas senilai lebih dari satu miliar rupee telah diambil dari kuil. Ia menduga keluarga Kerajaan Travancore, yang menjadi pelindung rumah ibadah, bertanggung jawab atas insiden itu.
Pria itu menambahkan, ada 108 kuil Vaishnava di dunia. "Ini hanya salah satunya."
Vaishnavites adalah pemuja dewa Hindu Wisnu. Bagi mereka, kuil adalah salah satu tempat paling suci di muka Bumi.
Menurut Padmanabhan, Kuil Sree Padmanabhaswamy memiliki enam gudang harta utama dan senjumlah tempat rahasia di mana koin emas, batu mulia dan karya seni yang disimpan.
Setelah kemerdekaan, India menasionalisasi kekayaan para Maharaja. Status mereka sebagai penguasa dicabut. Pada tahun 1947 kerajaan Travancore disatukan dengan negara bagian Cochin dan menjadi Kerala seperti yang dikenal sekarang ini.
Saat ini, pemerintah berusaha untuk menguasai sekitar 3.000 ton emas -- termasuk di Padmanabhaswamy -- melelehkan beberapa di antaranya untuk dijual sebagai perhiasan, demi mengatasi kelangkaan batu mulia itu di pasar India yang 'rakus'.
Di sisi lain, keluarga kerajaan menganggap harta karun tersebut adalah hak mereka.
"Keluarga kerajaan berpikir, harta ini adalah milik pribadi mereka. Tapi pada tahun 1972, pemerintah mengambil semua keuntungan dari sana," tambah Padmanabhan.
Ada pengecualian bagi penguasa yang bisa terus memiliki kekayaan mereka.
Namun, maharaja terakhir meninggal pada tahun 1991. "Jadi sekarang keluarga kerajaan tidak memiliki klaim atas Padmanabhaswamy, "kata Padmanabhan.
Pertempuran hukum atas siapa yang harus bertanggung jawab atas pengelolaan kekayaan tersebut dimulai pada tahun 2007,
setelah Padmanabhan berpendapat bahwa keluarga kerajaan -- yang mengelola yayasan -- melakukan mismanajemen dan menyedot sejumlah harta benda dari sana.
"Keluarga kerajaan mengatakan bahwa gudang harta tidak pernah dibuka. Namun, dari pencatatan kuil telah dibuka setidaknya tujuh kali."
Sejumlah pihak menolak usulan pemerintah untuk mencairkan beberapa emas yang ada di kuil. Sebab, keputusan itu dinilai kontroversial, apalagi harta yang ada di sana memiliki nilai spiritual dan sejarah.
Salah satu organisasi Hindu berpendapat bahwa kekayaan Padmanabhaswamy harus tetap berada di sana.
Padmanabhan mengaku tidak memiliki pendapat tentang apa yang harus dilakukan dengan harta karun tersebut. "Tujuan utama saya adalah agar aset kuil dicatat dan diinventarisasi. Sekarang mereka sudah melakukan itu, Mahkamah Agung akan memutuskan apa langkah selanjutnya. Peran saya sekarang hampir berakhir. "
Mahkamah Agung telah menangani kasus tersebut selama 10 bulan, dan akan mengumumkan agenda sidang berikutnya dalam beberapa minggu mendatang.
Sebuah komite yang dibentuk MA untuk sementara menjalankan fungsi administrasi kuil.
Sebaliknya Keluarga kerajaan berpendapat bahwa kuil tersebut telah menjadi milik mereka selama berabad-abad, dan bahwa mereka adalah wali yang sah dari kekayaan itu.
R Chandrakutty, mantan pemimpin serikat yang mewakili sekitar 50 karyawan kuil, mengatakan, ada sejumlah benda yang dicuri.
"Ada satu suling terbuat dari gading gajah. Usianya berabad-abad. Aku ingat pernah melihat sekali, tapi benda itu tidak ada lagi."
Arwah Raja yang Hadir Lewat Mimpi
Konon, tak hanya Kuil Sree Padmanabhaswamy yang dipenuhi harta karun.
Pada Jumat 18 Oktober 2013, Desa Daundia Khera di negara bagian Uttar Pradesh, India mendadak ramai. Orang-orang berkumpul di reruntuhan bekas benteng kerajaan dari Abad ke-19.
Siang itu, tim arkeolog memulai penggalian harta karun, yang konon diketahui lewat petunjuk mimpi orang suci Hindu yang terkenal (swami). Sang swami mengatakan, arwah Raja Rao Ram
Baksh Singh mendatanginya lewat mimpi, memberitahukan tentang harta dalam jumlah berlimpah yang nilainya diperkirakan mencapai US$ 50 miliar atau Rp 56,6 triliun kala itu!
Perburuan harta dimulai saat Shobhan Sarkar --nama swami tersebut-- menceritakan tentang mimpinya itu pada salah satu menteri India yang mengunjungi ashram-nya.
Kata swami pada Pak Menteri, arwah raja yang digantung pada 1858 setelah memberontak melawan pemerintah kolonial Inggris, memintanya mengurus 1.000 ton harta karun di bawah bekas benteng kerajaan.
Sejumlah ahli geologi dan arkeologi India yang menyurvei area
Mereka menemukan bukti keberadaan logam di kedalaman 66 kaki atau 20 meter di bawah tanah. Demikian ungkap Hakim Distrik, Vijay Anand Karan seperti dimuat FOXNews, 18 Oktober 2013. Penggalian adalah satu-satunya cara untuk mengonfirmasinya.
Penduduk Desa Daundia Khera yang miskin, yang bahkan tak menikmati aliran listrik di hingga Abad ke-21 ini, mengaku mengetahui keberadaan harta di desanya lewat cerita turun-temurun.
"Semua orang di desa ini tahu soal itu," kata Vidyawati Sharma,
Namun, sayang, 'petunjuk' harta karun dalam jumlah besar itu mungkin hanya fantasi belaka.
Advertisement