Liputan6.com, Stockholm - Panggil saja Julia. Usianya masih muda belia, 15 tahun. Matanya basah ketika ditanya tentang Kayla Mueller, perempuan aktivis kemanusiaan AS yang tertangkap ISIS.
Julia adalah salah satu orang yang melihat Kayla sebelum perempuan asal Prescott, Arizona tewas di Suriah tahun lalu. Remaja Yazidi itu memanggil Kayla 'kakak perempuan'. Keduanya ditangkap ISIS dan dijadikan budak seks oleh bos ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.
Advertisement
Dilansir dari Express.co.uk, Minggu (25/9/2016), menurut Julia, Kayla adalah sosok keibuan. Ia menjaga tahanan perempuan lainnya yang lebih muda. Bahkan berkorban atas kesempatannya untuk kabur demi keselamatan Julia.
"Aku berkata kepada Kayla, 'kami ingin kabur' dan aku memintanya untuk pergi bersama kami," kata Julia.
"Namun, ia berkata, 'tidak, karena aku orang Amerika, kalau aku kabur bersamamu, mereka akan mencari cara untuk mencari kita lagi,' lebih baik, kami kabur sendiri. Aku akan tinggal di sini'." kenang Julia.
Julia, diculik di desanya di Irak saat berusia 13 tahun. Ia berhasil kabur pada suatu malam dengan perempuan Yazidi lainnya. Mereka pun berhasil ditemukan oleh keluarga yang membantu kedua remaja itu kabur ke Kurdistan.
Julia kini tinggal di Eropa bersama saudara perempuannya yang bisa selamat dari ISIS.
Kayla yang bisa berbahasa Arab, dengan cepat akrab dengan para tahanan lainnya.
"Ia bahkan memberi baju miliknya untuk menutup muka kami dan mengatakan 'jika ISIS datang, tutup muka kalian seperti pakai burka. Jangan sampai mereka melihat muka kalian'."
Setelah sebulan ditangkap, mereka berdua dikirim ke sebuah rumah. Rupanya, milik al-Baghdadi. Di sana mereka dijadikan budak seks oleh orang yang paling dicari di seluruh dunia itu.
Julia mengatakan, Kayla diperkosa tiap malam oleh al-Baghdadi. Di depannya, Kayla tak pernah sedih.
"Ia mencoba untuk tidak menangis di depan kami, namun ketika sendiri, ia menangis," lanjut Julia.
"Tiap bersama kami, ia selalu menyemangati kami."
Kayla dan kekasihnya Omar Alkhani ditangkap kala mereka meninggalkan rumah sakit Medecins Sans Frontiers di Aleppo pada Agustus 2013.
Kayla Mueller dilaporkan tewas setelah disandera ISIS selama 18 bulan.
Nyawa Kayla tak tertolong, padahal kala itu tentara AS telah mendekati lokasi penyanderaan untuk menyelamatkannya pada Juli 2014. Di mana serangan besar-besaran di sebuah kilang minyak dekat Raqqa di Suriah dilakukan dalam upaya menemukan wartawan James Foley -- yang dieksekusi ISIS pada Agustus 2014 bersama sandera lainnya.
"Pasukan tersebut menemukan bukti sandera Mueller, termasuk tulisan-tulisan di dinding sel dan rambut yang diyakini milik Mueller," kata seorang pejabat AS.