Liputan6.com, Garut - Tim pencarian dan penyelamat gabungan masih kesulitan mencari 20 korban hilang akibat banjir bandang yang terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Beratnya medan dan luasnya jangkauan lokasi pencarian menjadi sebab belum ditemukannya para korban hilang tersebut.
"Wilayah yang terdampak begitu luas. Selain itu, tidak semua lokasi juga dapat dijangkau dengan alat berat sehingga terpaksa harus mengandalkan peralatan manual," ujar Kepala Pusat Data Informasi BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam pernyataan tertulisnya, Senin (25/9/2016).
Banjir bandang di Garut memaksa lebih dari 6.300 orang mengungsi. Pendataan sementara dari BNPB menunjukkan bahwa lebih dari 2.000 rumah mengalami kerusakan.
Advertisement
"Kami harus menyisir sampai Sumedang. Tim mencari korban di kawasan Bojonglarang, Cimacan, Lapangan Paris, Waduk Jatigede dan Kampung Cusurat Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang," kata Sutopo.
Untuk membantu pencarian, Polda Jawa Barat telah mengerahkan lima alat berat dan delapan anjing pelacak di lokasi-lokasi dengan akses jalan yang sempit. "Cuaca juga kurang bersahabat karena sering turun hujan," kata Sutopo.
Menurut Sutopo, BNPB saat ini tengah melakukan perhitungan kerusakan dan kerugian untuk menyusun rencana rehabilitasi usai banjir. Sementara itu, Kementerian Pekerjaan Umum telah mengerahkan sekitar 2.000 peralatan untuk memperbaiki tanggul yang jebol akibat banjir.
Sedangkan untuk membantu masyarakat yang harus mengungsi, Kementerian Sosial telah menyalurkan sebanyak 4.520 kg ikan mackerel dan memasak 1.750 bungkus makanan siap saji bagi warga.
Bantuan juga datang dari lembaga kemanusiaan Palang Merah Indonesia yang mengerahkan enam mobil tangki air, menyediakan stok darah, dan mendatangkan 10 dokter untuk melayani kesehatan warga pengungsi banjir.