Liputan6.com, New York - Hillary Clinton dan Donald Trump telah menghabiskan sepanjang musim panas dengan saling melempar serangan dari segala penjuru negeri dan di internet. Tetapi pada Senin malam 26 September waktu setempat (Selasa, 27 September pagi hari waktu Jakarta), keduanya akan berhadapan langsung di panggung debat perdana.
Taruhannya besar bagi kedua kandidat. Banyak survei terbaru yang menunjukkan perbedaan tipis, dan debat yang akan diadakan di Hofstra University, Hempstead, New York itu diperkirakan akan menarik jumlah pemirsa yang sama banyaknya dengan pertandingan final sepak bola Amerika (Super Bowl).
Advertisement
Baik Hillary dan Trump telah mempersiapkan diri untuk debat tersebut, demikian dilansir oleh NPR sebagaimana dikutip Liputan6.com pada Senin (26/9/2016) Meskipun kedua kubu tidak banyak mengungkap bagaimana mereka melakukan persiapan, semakin jelas terlihat bahwa metode mereka sama berbedanya seperti kedua kandidat itu sendiri.
Nyonya Clinton menyatakan bahwa ia "telah mengerjakan PR-nya." Capres dari Partai Demokrat itu tidak lagi menjadwalkan kampanye sebelum debat.
"Jadwal kampanyenya sengaja dibuat ringan minggu lalu agar ia punya cukup waktu untuk bersiap-siap," demikian dikatakan oleh Jennifer Palmieri, direktur komunikasi dari tim kampanye Hillary.
Untuk sesi persiapannya, Hillary dilaporkan telah mengumpulkan tim ahli strategi, termasuk Ron Klain, mantan kepala staf Wakil Presiden Joe Biden, dan Karen Dunn, penasihat Hillary dan mantan staf Gedung Putih, menurut Wall Street Journal.
Beberapa spesialis media dan komunikasi untuk kubu Hillary juga berpartisipasi dalam persiapannya, menurut Journal, termasuk Palmieri, Jim Margolis, Mandy Grunwald, dan ketua tim kampanye John Podesta.
"Hillary telah mengulas bahan-bahan setiap hari dan berlatih secara rutin," ungkap Palmieri pada para wartawan pada Rabu lalu. Mantan menlu itu telah menonton video penampilan Trump di debat bakal calon presiden dan meninjau buku petunjuk berisikan kebijakan yang diajukannya dan karakternya, menurut CNN.
Biasanya, tim kampanye memiliki seseorang yang memainkan peran sebagai lawan kandidat untuk persiapan debat. Kubu Clinton belum mengungkapkan siapa rekan lawan tandingnya.
Tantangan terbesar, menurut Palmieri, bukan apakah Hillary siap untuk berbicara tentang kebijakan, melainkan persiapan menghadapi "karakter Trump mana" yang akan muncul, apakah akan menjadi tenang atau agresif.
Sepertinya Hillary Clinton bersiap untuk yang terakhir.
"Saya akan berusaha sebaik-baiknya untuk mengomunikasikan sejelas dan seberani mungkin di tengah hinaan, serangan, tekanan, dan penolakan yang kita telah kita lihat dari lawan saya," ungkap Clinton dalam Steve Harvey Show. "Saya dapat menghadapi semua itu. Saya sudah pernah mengalaminya. Dan saya paham bahwa ini seperti olahraga tinju."
Trump mengatakan pada pembawa acara Fox News Bill O'Reilly minggu ini bahwa ia akan memperlakukan Hillary dengan hormat jika ia juga menghormatinya.
Tapi, apapun temperamen Trump pada hari Senin nanti, tim kampanye Clinton mengatakan bahwa kemampuan tampil Trump akan membuatnya menjadi "lewan debat yang disegani," sebagaimana dicuitkan oleh sekretaris pers Hillary, Brian Fallon.
Trump Percaya Diri
Persiapan debat Trump, tampaknya, hanya mengandalkan pada kenyamanannya saat menjadi pusat perhatian.
Saat penyiar radio konservatif Hugh Hewitt bertanya pada Trump pada bulan Juni apakah ia akan latihan berdebat, kandidat GOP itu mengekspresikan kecemasannya bahwa seorang kandidat dapat berlatih terlalu banyak.
"Jelas saya akan berlatih, tapi saya tak mau berlatih terlalu banyak sehingga tiba-tiba berubah bukan jadi diri sendiri," kata Trump.
Salah satu cara Trump berlatih adalah dengan memberikan sejumlah pidato dengan naskah dalam rangkaian kampanyenya beberapa minggu terakhir, yang berbeda dengan gaya bebas yang dia lakukan di kebanyakan kampanyenya selama ini.
Pidato-pidato tersebut memungkinkan Trump untuk berlatih menyampaikan proposalnya dalam bentuk lebih mendetail kepada para pemilih.
Namun, selama berdebat nanti, para kandidat tidak akan menggunakan naskah.
Hal terdekat yang bisa dilihat pemilih sebagai pratinjau debat adalah dalam acara forum keamanan nasional NBC sehari setelah Labor Day. Manajer kampanye Trump Kellyanne Conway mengatakan pada Mara Liasson dari NPR bahwa perbedaan stilistika antara kedua kandidat dapat menguntungkan pada Senin malam.
"Trump menjawab pertanyaan dengan sangat tepat dan sangat percaya diri," kata Kellyanne. "Jawaban Hillary terlalu panjang, dan terdengar kaku seperti pengacara."
Trump terus melanjutkan kampanyenya minggu ini, dan berencana tetap berkampanye hingga Sabtu malam. Ia kabarnya akan mengadakan pertemuan di padang golf miliknya di New Jersey pada hari Minggu, saat ia biasanya tak berkampanye.
Mantan Walikota New York City Rudy Giuliani, mantan dirut Fox News Roger Ailes, yang baru-baru ini mengundurkan diri karena kasus tuduhan pelecehan seksual, serta pembawa acara radio kondervatif Laura Ingraham telah bergabung dalam rapat tersebut untuk urun rembuk menemukan "kalimat-kalimat cerdas" yang dapat digunakan untuk melawan Hillary, menurut Washington Post.
CEO Tim Kampanye Stephen Bannon, penasihat komunikasi Jason Miller dan Conway juga juga hadir dalam sesi tersebut, menurut Post, begitu pula putri sang kandidat, Ivanka Trump, dan suaminya Jared Kushner.
Meskipun Trump menyatakan bahwa ia tak terlalu bersiap untuk debat sesungguhnya, ia tampaknya mempersiapkan diri dengan cara berbeda, yaitu dengan memancing lawannya di Twitter.
Pada hari Selasa pekan lalu, Trump mencuitkan, "Hillary Clinton mengambil cuti lagi, ia perlu beristirahat. Tidur nyenyak, Hillary, sampai jumpa di acara debat!"
Advertisement