Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) ingin pemerintah mengevaluasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium. Pasalnya, saat ini konsumen sudah berangsur meninggalkan Premium.
Vice Presiden Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan, saat ini masyarakat--khususnya di kota besar--telah mulai sadar meninggalkan Premium dan beralih ke Pertalite dan Pertamax. Karena itu, konsumsinya terus mengalami penurunan.
Advertisement
"Biasanya sekitar 90 persen 80 persen (porsi konsumsi Premium), sekarang sudah turun jauh dikurangi 30-40 persen. itu dalam waktu kurang dari 6 bulan," kata Winda, Senin (26/9/2016).
Wianda melanjutkan, karena kondisi tersebut, harus dilakukan evaluasi ulang untuk membuktikan Premium masih dibutuhkan atau tidak. Karena saat ini sebagian besar masyarakat sudah menggunakan Pertalite dan Pertamax.
"Yang lebih penting buat kita harus dikaji juga oleh pemerintah, sebenarnya penggunaan Premium itu lebih ke pihak-pihak yang mana? Kalau misal kita lihat kondisi pasar itu banyak juga yang sudah memilih menggunakan RON 90," ucap Wianda.
Menurut Wianda, jika masih fokus ke Premium sebagai BBM utama, dikhawatirkan sudah tidak lagi sesuai dengan realisasi karena sudah terjadi pergeseran konsumsi BBM.
"Saya khawatirnya kalau kita terlalu berfokus di harga Premium yang jelas-jelas itu sudah tidak disubsidi pemerintah dan di lapangannya adalah justru masyarakat menggunakan Ron 90," Wianda menegaskan.