Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus berada di zona merah pada perdagangan Senin pekan ini. Total frekuensi perdagangan saham 184.844 kali dengan volume perdagangan 9,3 miliar.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (26/9/2016), IHSG melemah 36,76 poin atau 0,68 persen ke level 5.352,13. Indeks saham LQ45 turun 0,91 persen ke level 924,85. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.
Di awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.375,87 dan terendah 5.337,01. Ada sebanyak 102 saham menguat tetapi tak mampu mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 200 saham melemah dan membawa IHSG ke zona merah. Selain itu, 73 saham lainnya diam di tempat.
Baca Juga
Advertisement
Total frekuensi perdagangan saham 184.844 kali dengan volume perdagangan 9,3 miliar. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,2 triliun.
Secara sektoral, sebagian sektor saham melemah kecuali sektor saham perkebunan yang naik 0,16 persen dan sektor saham infrastruktur yang menguat 0,41 persen.
Investor asing mencatatkan aksi beli sekitar Rp 125 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp 13.034.
Saham-saham yang menguat antara lain saham HDFA naik 32,67 persen ke level Rp 199 per saham, saham SKBM mendaki 24,26 persen ke level Rp 845 per saham, dan saham BRPT menanjak 15,48 persen ke level Rp 970 per saham.
Saham-saham yang tertekan antara lain saham INRU turun 10 persen ke level Rp 324 per saham, saham PLAS merosot 9,92 persen ke level Rp 1.135 per saham, dan saham ASBI susut 9,72 persen ke level Rp 390 per saham.
Kepala Riset PT Universal Broker Satrio Utomo menjelaskan, penurunan IHSG mengikuti bursa regional karena pelemahan harga minyak.
Koreksi di IHSG cukup wajar sejauh koreksi yang ada sesuai dengan fundamental. "Pasar memang sedang wait and see menunggu sentimen yang besar," jelas dia. (Gdn/Ndw)