Liputan6.com, Jakarta Bagaimana sebenarnya pendapat pria jika dilamar oleh kekasihnya? Baru-baru ini majalah People mewawancarai sejumlah pria yang pernah dilamar untuk masuk ke jenjang pernikahan oleh kekasihnya. Mereka juga mewawancarai berserta sejumlah pria lainnya yang membayangkan bagaimana jika mengalami peristiwa ini. Hasilnya penuh kejutan. Berikut cuplikan wawancara yang menarik untuk disimak.
Responden 1:
Pacar saya dulu melamar saya. Dia bertanya seperti ini:
Dia: “Hubungan kita berjalan lancar. Kamu setuju kan?
Saya: “Ya”
Dia: “Apakah ada alasan kenapa kita tidak meresmikan hubungan ini dan segera menikah?”
Saya: (menarik nafas) “Tidak”
Dia: “Bagus”
Kami pun menikah 6 bulan kemudian, dan minggu depan kami akan merayakan ulang tahun pernikahan yang ke-36. Saya tidak pernah menyesal menikahinya.
Advertisement
Responden 2:
Saya mungkin akan sangat menikmatinya. Pasti lamarannya akan mengejutkan, tapi saya sebenarnya mengharapkan saya bisa mengulang lagi dan melamarnya.
Responden 3:
“Saya selalu mengikuti aturan, jangan melamar tanpa tahu jawabannya. Selama dia tahu bagaimana jawaban saya, saya tidak keberatan dilamarnya.”
Responden 4:
“Pacar saya sewaktu kuliah pernah melamar saya. Waktu itu kami berkuliah di Amerika, dan dia berasal dari Jerman. Kurang lebih seperti ini yang dikatakannya: “Nikahi saya, atau saya akan dideportasi.”
Responden 5:
“Istri saya dulu yang melamar saya. Dia mengatakan, kita harus menikah. Saya sayang kamu dan saya tidak akan meninggalkanmu. Lalu saya setuju dan kami segera membeli cincin.”
Responden 6:
“Pacar saya tidak melamar, tapi saya mengejutkan saya dengan mengadakan pesta pernikahan. Kami masih remaja ketika berkencan selama 9 bulan dan dia hamil. Saya minta dia menikahi saya, dan dia bilang, jangan sekarang. Ketika putri saya lahir dan kami tinggal bersama sementara waktu, saya bertanya lagi kepadanya, dan dia menjawab, mungkin suatu saat nanti. Waktu pun berlalu, kami bertengkar dan saya kembali bertanya, dan dia menjawab, saya tidak tahu apa yang saya inginkan. Maka saya pun berhenti bertanya. Ketika putri saya berusia 5 tahun, seminggu sebelum natal, dia mengatakan putri temannya akan dibaptis. Dia menjadi ibu baptis dan berkata akan pergi menyiapkan pesta di rumah temannya. Dia minta saya datang ke pesta pukul 6 mengenakan jas. Saya tiba dan bertemu dengan sekitar 300 teman dan dia sudah berdiri disana mengenakan gaun pegantin dan memegang tulisan, maukah kamu menikah dengan saya?” Dan kini kami masih bersama setelah 20 tahun kemudian.
Responden 7:
"Saya akan bahagia jika saya punya pacar terlebih dahulu.”
Responden 8:
Saya tentu akan sangat bahagia karena pendapat hanya laki-laki yang dapat melamar sudah ketinggalan jaman.
Responden 9:
“Tentu saya akan sangat bahagia jika bertunangan, tapi di saat yang sama, saya akan merasa sedikit kecewa karena saya sudah punya bayangan bagaimana saya akan melamar kekasih saya.”
Responden 10:
“Akan sangat baik jika dia melamar ketimbang dia selalu mengirim sinyal minta dilamar.”
Responden 11:
“Jujur saja, saya berpikiran maju, tapi urusan melamar adalah sesuatu yang ingin saya yang melakukannya.”
Jika kebanyakan responden yang diwancarai People mengaku tidak keberatan apabila dilamar sang kekasih, lain halnya dengan pendapat profesor sosiologi Bradford Wilcox di Universitas Virginia seperti dikutip di New York Times. "Seorang pria meminta seorang wanita untuk menikahinya adalah sebuah ritual yang sangat kuat. Apalagi bagi pria yang melamar di tempat umum, seperti arena pertandingan basket, berarti ia mengirimkan sinyal kepada dunia bahwa dia siap menyerahkan segalanya untuk berkomitmen."
Katherine Parkin, profesor sejarah di Universitas Monmouth, New Jersey juga sependapat. “Seorang wanita yang melamar pria akan menggangu martabat pria,” ujarnya. “Mungkin jika Taylor Swift yang melamar kekasihnya maka ini bisa jadi sebuah tren ke depannya, tapi saat ini, hal ini masih tidak dianggap romantis.”
Nah, sekarang kembali lagi ke sifat dan karakter dari masing-masing pasangan. Tentunya, Anda lebih mengenal pasangan masing-masing dan bisa menentukan apakah pacar Anda keberatan jika Anda, sebagai wanita melamar untuk menuju jenjang pernikahan terlebih dahulu.
(Cahaya Jingga)