Liputan6.com, Jakarta: Kawasan Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (28/1) pukul 12.00 WIB, mulai dipenuhi para demonstran dari dua kelompok massa, yaitu kaum buruh serta Kaukus Pemuda Mahasiswa Indonesia. Dua kelompok massa ini menilai lima tahun plus 100 hari kinerja Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono belum memberi perbaikan bagi masyarakat.
Kaum buruh, misalnya, mengkritisi mahalnya biaya pendidikan, kesehatan, serta upah buruh. Selain itu, mereka juga menilai pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono boneka Amerika Serikat dan rezim antirakyat.
Sementara Kaukus Pemuda Mahasiswa Indonesia meneriakkan isu-isu mengenai perombakan atau reshuffle kabinet. Pengunjuk rasa yang juga menamakan Gerakan Maklumat 28 ini menuntut para menteri yang tidak mendukung koalisi lebih baik diganti.
Sejam sebelumnya, puluhan orang yang menamakan diri Aliansi Rakyak untuk SBY atau Arus juga berorasi di depan Istana Negara. Dalam orasinya, mereka menyatakan mendukung Presiden SBY melanjutkan kepemimpinan hingga lima tahun ke depan [baca: Kawasan Istana Negara Masih Lengang].(BOG)
Kaum buruh, misalnya, mengkritisi mahalnya biaya pendidikan, kesehatan, serta upah buruh. Selain itu, mereka juga menilai pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono boneka Amerika Serikat dan rezim antirakyat.
Sementara Kaukus Pemuda Mahasiswa Indonesia meneriakkan isu-isu mengenai perombakan atau reshuffle kabinet. Pengunjuk rasa yang juga menamakan Gerakan Maklumat 28 ini menuntut para menteri yang tidak mendukung koalisi lebih baik diganti.
Sejam sebelumnya, puluhan orang yang menamakan diri Aliansi Rakyak untuk SBY atau Arus juga berorasi di depan Istana Negara. Dalam orasinya, mereka menyatakan mendukung Presiden SBY melanjutkan kepemimpinan hingga lima tahun ke depan [baca: Kawasan Istana Negara Masih Lengang].(BOG)