Liputan6.com, Beijing - Lenovo baru saja resmi memastikan telah melakukan pengurangan sejumlah karyawannya. Perusahaan asal Tiongkok itu menuturkan ada sekitar 2 persen dari 55 ribu karyawan di seluruh dunia yang terkena dampak keputusan tersebut.
Meskipun Lenovo tak menyebut secara pasti jumlahnya, kemungkinan mayoritas pegawai yang dipecat itu berasal dari divisi mobile phone.
Mengutip informasi dari laman The Verge, Selasa (27/9/2016), pemangkasan jumlah pegawai kali ini dilakukan sebagai bagian dari integrasi strategis antara Lenovo dan Motorola.
Baca Juga
Advertisement
Lewat keputusan ini, diharapkan dua perusahaan dapat lebih selaras dan mengembangkan portofolio produk untuk bersaing di pasar smartphone global.
Perusahaan juga membuat penyesuaian untuk mengatur pembiayaan, mendorong efisiensi, dan meningkatkan performa finansial secara keseluruhan. Karena itu, keputusan ini perlu diambil untuk melanjutkan bisnis, meski sulit untuk dilakukan.
Lenovo juga menepis rumor yang menyebut pihaknya akan memindahkan kantor pusat Motorola Mobility ke North Carolina yang merupakan kantor Lenovo di Amerika Serikat. Dengan demikian, kantor pusat Motorola akan tetap bertahan di Chicago.
Pemutusan hubungan kerja ini memang bukan pertama kali dilakukan oleh Lenovo. Sebelumnya, pada Agustus 2015, ada sekitar 3.200 pegawai non-manufaktur yang dirumahkan. Jumlah itu diperkirakan sekitar 5 persen dari keseluruhan pegawai saat itu.
CEO Lenovo Yang Yangqing menyebut keputusan itu dilakukan sebagai bentuk efisiensi perusahaan. Selain itu, langkah itu diambil untuk menjawab tantangan pasar PC yang tengah menurun sekaligus membenahi struktur bisnis mobile perusahaan di masa depan.
(Dam/Cas)