Pemuda Tegal Obesitas Berbobot 180 Kg Meninggal dalam Tidur

Selama dirawat, kondisi Wahid, pemuda Tegal obesitas itu dinyatakan stabil.

oleh Fajar Eko Nugroho diperbarui 27 Sep 2016, 12:01 WIB
Selama dirawat, kondisi Wahid, pemuda Tegal obesitas itu dinyatakan stabil. (Liputan6.com/Fajar Eko Nugroho)

Liputan6.com, Tegal - Wahid Zaenanda (19), warga RT 4, RW 1, Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa Tengah, yang memiliki berat badan hingga 180 kg mengembuskan napas terakhirnya saat tidur pada Senin, 26 September 2016, sekitar pukul 05.30 WIB pagi.

Sebelum meninggal dunia, Wahid sempat menjalani perawatan medis selama tiga hari di RSUD Kardinah Kota Tegal. Selama dirawat intensif, tim dokter mengatakan jika kondisi Wahid sudah stabil.

Namun, Winarni (46), ibunda Wahid, mengatakan beberapa jam sebelum putranya meninggal dunia, Wahid sempat mengeluhkan sakit di bagian perut bawah dan sempat meminta infus dilepas.  

"Beberapa jam sebelum meninggalnya Wahid, saat itu ia minta selang infus yang terpasang di kakinya untuk dilepas karena sakit dan tidak nyaman," ucap Winarni di kediamannya, Senin, 26 September 2016.  

Meski begitu, Winarni menuturkan Wahid tetap tertawa ceria selama perawatan. Ia bahkan sempat meminta dipasangkan AC di rumah karena sering merasa kepanasan.

"Tapi, dia tidak merasakannya dan terlihat ceria. Apalagi, dia juga minta dibeliin AC untuk dipasang di rumah," kata dia.  

Menurut Winarni, Wahid dinyatakan autis oleh dokter sejak berusia dua tahun. Hal itulah yang membuat selera makan tinggi di luar kendali orang pada umumnya hingga mengalami obesitas. Semasa hidup, Wahid pun tak pernah merasakan sekolah pendidikan formal.

Meski berat melepas kepergian Wahid, ia mengaku ikhlas dengan musibah yang menimpa anak pertamanya itu. Winarni juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah merawat Wahid selama ini.  

"Kami keluarga sangat berterima kasih kepada semua pihak yang selama ini telah membantu Wahid," tutur dia.  


Pembengkakan Jantung

sakit jantung

Tim medis RSUD Kardinah yang menangani Wahid Zaenanda, menyatakan kematian Wahid karena adanya pembengkakan jantung dan tersumbatnya saluran pernafasan secara tiba-tiba saat tertidur.  

Demikian disampaikan Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kardinah Agus Dwi S didampingi ketua tim medis Nur Milawati, SpPD, dan Arbi Lizarda, SpJP, di RSUD Kardinah Kota Tegal.

"Kami sampaikan penyebab kematian Wahid, yakni mengalami Obstructive Sleep Apnea (OSA) atau penyumbatan pernapasan tiba-tiba saat tidur. Obesitas inilah yang mendorong terganggunya jalannya pernafasan," kata Agus.

Sementara, pembengkakan jantung terjadi karena kerja jantung yang terlalu berat. Agus menuturkan, sejak dirawat pada Jumat, 23 September 2016, kondisi fisik Wahid sudah cukup memprihatinkan. Hasil diagnosis dokter menyatakan ada pembengkakan jantung.  

Tak hanya itu, kondisi diperparah lantaran berat badan Wahid yang terlalu tinggi membuat saluran pernafasan Wahid tidak berjalan normal. Agus mengungkapkan, tim medis yang terdiri dari delapan dokter spesialis telah bekerja keras untuk menyembuhkan Wahid.

Ia mengatakan, tim bekerja fokus untuk mengembalikan fungsi organ dalam. Seperti jantung, paru-paru, dan ginjal.  

"Bisa dikatakan dalam kondisi Wahid kali pertama dibawa ke RS sebenarnya bisa dibilang terlambat dibawa ke rumah sakit. Akhirnya, kita fokuskan untuk mengobati organ dalam dan masih progress koreksi," kata dia.  

Setelah itu teratasi, rencana berikutnya adalah mengatasi obesitasnya untuk mengembalikan berat badan ke ukuran normal.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya