Liputan6.com, Jakarta Masih banyaknya keluarga Indonesia yang memiliki anak lebih dari dua, tak sejalan dengan program pemerintah, dikatakan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Surya Chandra Suraphaty.
"Pada realitanya angka kelahiran itu tak sejalan dengan program pemerintah. Jumlah pertambahan penduduk dan ketersediaan sumber daya alam tak ideal,” kata Surya, disela peringatan Hari Kontrasepsi Dunia, di Malang, Jawa Timur, Senin (26/9/2016).
Berdasarkan data BKKBN, angka kelahiran di Indonesia tercatat 4 juta bayi lahir setiap tahunnya. Idealnya, angka kelahiran sebanyak 2 juta bayi per tahun. Rata-rata jumlah ibu usia subur melahirkan masih dalam angka 2,6 per tahun.
Advertisement
Padahal idealnya, angka kelahiran per tahun adalah 2,1. "Indonesia rawan mengalami bencana kependudukan, akibatnya ada kerusakan lingkungan. Sebab sumber daya alam dan energi tidak mencukupi pertambahan penduduk,” tutur Surya.
Hingga kini, BKKBN masih gencar mensosialisasikan penggunaan kontrasepsi, khususnya jangka panjang yang meliputi Intrauterine Device (IUD), implant, vasektomi dan tubektomi. Kecenderungan saat ini, masih banyak masyarakat yang menggunakan kontrasepsi dengan metode suntik.
"Itu bagian dari menekan tingginya angka pertumbuhan penduduk. Dalam jangka panjang, jika tak diantisipasi ini bisa menjadi masalah kependudukan,” tegas Surya.
(Zainul Arifin)