Liputan6.com, Jakarta Sambal menjadi pelengkap meja makan yang menemani berbagai masakan di Indonesia. Rasa pedas cabai, bahan utama pembuat sambal, bagi sebagian orang merupakan kenikmatan tersendiri. Untuk Anda mengaku amat doyan pedas, cabai Charapita yang tumbuh di negara Peru wajib dicoba.
Baca Juga
Advertisement
Tak seperti cabai yang biasa tumbuh di Indonesia, Charapita berwarna kuning dengan bentuk bulat. Shane, seorang anggota thehotpepper, forum diskusi penggemar kuliner pedas di Amerika Serikat, menyebutkan sensasi mencicipi Charapita seperti "hantaman palu godam di lidah".
Selain rasanya yang pedas, Charapita mampu tumbuh dan berbuah di Benua Eropa. Dilansir dari Asia One, Kamis (27/9/2016), petani di Austria berhasil menanam, merawat hingga menanam cabai pedas ini. Pasangan petani, Erich dan Priska Stekovicz, mengatakan berhasil merawat tanaman cabai ini di Desa Frauenkirchen, Austria, dengan bibit yang diimpornya dari Peru.
Harga cabai yang ditanam pasangan petani ini mencapai US$ 34.860 atau sekitar Rp 452 juta. Apakah harga yang ditawarkan sepadan dengan harganya?
"Dibandingkan dengan rempah-rempah lainnya, ini sangat sangat pedas. Saya tidak merekomendasikan untuk mencicipi atau memakan cabai Charapita segar," kata Priska Stekovicz seperti dikutip dari laman Asia One. Simak kelanjutan artikel dengan mengeklik tautan berikut ini.
**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.
**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya yang sedang populer: Ini Alasan Pria Bule Pilih Wanita Asia yang Tidak Cantik sebagai Istri. Yuk, berbagi di Forum Liputan6.