Liputan6.com, Jakarta - Pengapalan perangkat terminal machine-to-machine (M2M) untuk perangkat seluler diprediksi mencapai 5,7 miliar pada 2020, naik sekitar 2,7 miliar dari 2015.
Riset Berg Insight memperkirakan pasar perangkat tersebut akan tumbuh pada CAGR 16,1 persen pada periode 2015-2020.
Yang dimaksud perangkat terminal seluler adalah perangkat terpisah untuk menghubungkan perangkat M2M ke jaringan seluler. Misalnya, router dan modem yang memiliki port input/output.
Baca Juga
Advertisement
M2M sendiri merujuk pada keterhubungan perangkat yang satu dengan perangkat lain. Contoh implementasi M2M adalah TV y ang dapat dikendalikan lewat smartphone.
"Vendor Asia dan Amerika Utara mendominasi pengapalan perangkat seluler M2M," ungkap Analis M2M/IoT, Jonas Wennermark, seperti dikutip dari Telecom Asia, Selasa (27/9/2016).
Wennermark menambahkan empat manufaktur top dapat meraup pendapatan hingga US$ 290 dari penjualan terminal M2M di 2015.
Di Asia, SIMCom adalah produsen terbesar, diikuti Xiamen Four-Faith, InHand Networks, dan NetComm Wireless--produsen asal Australia.
"Vendor kecil dan menengah agresif memasuki pasar Eropa, sedangkan vendor besar menguasai pasar Amerika Utara. Mungkin dikarenakan adanya kesenjangan dalam hal sertifikasi dari operator yang mewajibkan adanya perangkat seluler," ujar Wennermark.
(Cas/Why)