PDIP Beri Sinyal Pimpin Tim Pemenangan Ahok-Djarot

PDIP memiliki kursi terbanyak di DPRD DKI Jakarta.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 27 Sep 2016, 14:36 WIB
Bacagub dan Wakil bacagub DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat tiba di Gedung BNN, Jakarta, Minggu (25/9). Ahok-Djarot akan mengikuti tes narkotika sebagai salah satu syarat maju di Pilgub DKI 2017. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Empat partai pendukung Ahok yakni Partai Nasdem, Hanura, Golkar, dan PDIP akan berkumpul sore ini untuk membahas struktur tim pemenangan yang baru dalam mengarungi Pilkada DKI Jakarta 2016. Struktur tim pemenangan Ahok sudah dibentuk sebelum PDIP menyatakan mengusung Ahok-Djarot di pilkada serentak tahun depan.

Politikus PDIP Tubagus (TB) Hasanuddin ikut buka suara terkait perombakan tim pemenangan Ahok tersebut, sekaligus menanggapi digantinya Ketua Tim Pemenangan Ahok yang sebelumnya dipegang politikus Partai Golkar Nusron Wahid.

"Di dalam operasi gabungan siapa yang pasukannya paling besar, itu yang memimpin. Itu hukum operasi gabungan. Konsensus di PBB pun sama, pasukan yang paling besar harus memimpin," kata TB Hasanuddin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (27/9/2016).

"Jadi dalam hukum operasi gabung, yang paling banyak pasukannya harus memimpin," sambung dia.

Wakil Ketua Komisi I DPR ini meyakini, hal tersebut akan diterima ketiga parpol pendukung Ahok lainnya. Sebab, posisi PDIP memang memiliki kursi terbanyak di DPRD DKI Jakarta.

"Lalu untuk wakilnya itu diwakilkan oleh pasukan kedua terbesar. Semuanya ambil bagian," ujar dia.

Masih kata TB Hasanuddin, komunikasi dan hubungan keempat parpol pendukung Ahok masih berjalan dengan baik, meskipun struktur tim pemenangan Ahok akan dirombak.

"Masih bagus hubungannya, harmonis," tandas TB Hasanuddin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya