Yuliandre Darwis dan Sepercik Inspirasi di INSPIRATO Liputan6.com

Yuliandre Darwis, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia berbagi pengalaman dan inspirasi di acara Inspirato Liputan6.com.

oleh Mulyono Sri Hutomo diperbarui 28 Sep 2016, 06:24 WIB
Ketua KPI, Yuliandre Darwis (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Yuliandre Darwis menjadi sosok baru yang diperbincangkan netizen pekan ini. Menjadi Ketua Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat termuda, Yuliandre Darwis berada di pusaran riuhnya pergunjingan dari masyarakat. Lembaga negara independen ini dianggap tidak tepat melakukan penyensoran di sejumlah acara di televisi.

Bertempat di SCTV Tower Lt.8, Yuliandre Darwis menjawab pertanyaan peserta acara INSPIRATO tentang KPI dan berbagai isu mengenai program siaran televisi. Ia menjadi pembicara dalam acara Inspirato Liputan6 dan berbagi inspirasinya tentang komunikasi dan penyiaran di Indonesia.

Mengawali diskusi, Yuliandre Darwis bercerita awalnya memiliki cita-cita menjadi seorang diplomat dan dosen setelah memperoleh gelar Doktor di usia 29 tahun. Selain senang berorganisasi, Yuliandre Darwis tak segan menceritakan pengalamannya menjadi wartawan, dan berjualan koran sembari kuliah.

Berikut petikan wawancara dengan Yuliandre Darwis:

Bagaimana KPI menyikapi komentar masyarakat yang negatif tentang sensor di ajang penyiaran PON?

Untuk menyikapi komentar dari pada masyarakat tentang sensor di ajang PON, sebenarnya kita KPI itu tugasnya adalah melihat dan memantau yang ada di layar kaca itulah tugas KPI, tapi sebelumnya masuk ke layar kaca itu tugasnya industri tv itu sendiri. Jadi KPI bukanlah menjadi lembaga sensor, karena lembaga sensor itu ada sendiri yang tugasnya menyensor tayangan yang akan di siarkan.

Apa program ke depan dari KPI?

Kita KPI melakukan perkembangan atau perubahan dalam layar kaca seperti infotement dan sinetron yang kontennyabermasalah, konten kita bermasalah karena kurangnya sumber daya manusia yang mempunyai konten kreatif yang positif, kebanyakan konten itu follower yang selalu mengikuti. Untuk ke depannya kita ingin saluran industri ini menjadi saluran pencerdas bangsa, yang harus kita bantu untuk menciptakan SDM yang kreatif dan positif, untuk bangga tentang negeri ini, karena akhir dari program adalah cinta kepada tanah air.

"Hidup ini hanya satu kali, walaupun sakitnya hati, kecewa pada suatu situasi, kita harus terus berjuang untuk membuat sesuatu itu berarti. Jangan pernah berdiam diri sehingga tidak membuat apapun," pungkasnya.

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya yang sedang populer: Intip Yuk, Obrolan Komika Penguasa Sinema Tanah Air! Yuk, berbagi di Forum Liputan6.

Penulis:

Siti Nuraeni Safitri

Universitas Pancasila

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya