Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan, ekspor nasional menurun dalam tiga tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh perlambatan ekonomi dunia dan penurunan harga komoditas di pasar internasional.
Rosan mengungkapkan, dampak dari dua hal tersebut begitu luar biasa bagi ekspor Indonesia karena terjadi berbarengan. Akibatnya, ekspor Indonesia rata-rata turun 90 persen dalam tiga tahun.
"Di tengah perlambatan, perdagangan kita di seluruh negara di dunia dalam tiga tahun rata-rata 90 persen turun. Ini juga karena selama ini mengandalkan sumber daya alam seperti batu bara, kelapa sawit dan lain-lain," ujar dia di Smesco Tower, Jakarta, Selasa (27/9/2016).
Baca Juga
Advertisement
Rosan mencontohkan, Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor batu bara terbesar di dunia dengan jumlah mencapai 440 juta ton per tahun. Namun penurunan harga batu bara di pasar internasional memukul ekspor Indonesia.
"Kita pengekspor batu bara sebesar 440 juta ton, dulu harganya US$ 125 per ton, sekarang US$ 60 per ton," lanjut dia.
Rosan menjelaskan, selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu bergantung pada tiga hal, yaitu konsumsi domestik, belanja pemerintah, dan investasi. Padahal ada satu komponen lagi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi ini, yaitu ekspor.
"Pertumbuhan kita selalu berdasar konsumsi, belanja pemerintah dan investasi. Padahal masih ada lagi yang menentukan yaitu ekspor," kata dia.
Menurut Rosan, selama ini neraca perdagangan Indonesia selalu surplus. Namun hal tersebut bukan hal yang menggembirakan. Itu karena, meskipun mencatatkan surplus, kinerja ekspor Indonesia terus menurun.
"Ekspor menurun, juga diikuti impor kita yang juga menurun. Ini bukan hal yang bisa dibanggakan," dia menegaskan. (Dny/Gdn)