Liputan6.com, Tangerang - Pesta ulang tahun yang seharusnya ceria berujung duka. Niat menikahi pujaan hati pun sirna.
Sandy alias Gepeng (23) tewas seketika lantaran tersetrum aliran listrik saat dikerjai temannya dengan cara diikat dan disiram di tiang lampu lapangan basket Bumi Serpong Damai (BSD), Kecamatan Serpong, Kota Tangerang, Banten, Senin dini hari, 26 September 2016.
Advertisement
Kejadian bermula saat Sandy yang berulang tahun tepat pukul 00.04 WIB, diikat teman-temannya di sebuah tiang lampu basket. Selain mengikat tubuh Sandy, mereka juga menyiramnya dengan air. Tanpa disadari, tiang tersebut teraliri listrik. Sontak, korban kejang-kejang karena tersengat arus listrik.
Menyadari hal tersebut, teman-teman korban langsung meminta tolong ke petugas yang ada di lapangan futsal dan basket itu untuk menurunkan tiang tersebut, dan membantu melepaskan ikatan. Kemudian, korban langsung dilarikan ke Eka Hospital.
"Namun sayang, nyawa korban tidak tertolong. Padahal sempat mendapat pertolongan di UGD," kata Kasubbag Humas Polres Tangerang Selatan AKP Mansuri.
Setelah diselidiki, pada tiang lampu lapangan itu ada kabel listrik yang terkelupas. Mansuri mengimbau kepada masyarakat agar tidak merayakan ulang tahun secara berlebihan, agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Rencana Menikah
Pihak keluarga almarhum Sandy alias Gepeng mengaku pasrah dengan kematian anak pertama dari dua bersaudara itu. Rencananya, setelah merayakan ulang tahun, Sandy akan menikahi kekasihnya bulan depan.
"Pihak orangtua sudah pasrah, mungkin ini takdirnya," kata paman Sandy yang bernama Samsuri, di Tangerang, Senin, 26 September 2016.
Samsuri menuturkan, rencana pernikahan keponakannya itu sudah dirancang dari jauh-jauh hari. Barulah pada Oktober, Sandy akan melangsungkan pernikahan.
"Saya dapat kabar itu, memang Sandy kan bekerja di sana, malam hari itu dia janjian sama teman-temannya untuk main futsal. Tapi dia malah dikerjain sebelum hari ulang tahunnya," kata Samsuri.
Dia menuturkan, Sandy adalah pemuda yang mudah bergaul dengan siapapun. "Memang dia kan orangnya ramah, supel, jadi banyak temannya. Makanya enggak nyangka bisa begini akhirnya," kata Samsuri.
Pengelola lapangan futsal yang berada bersebelahan dengan area Ocean Park BSD juga menutup operasional lapangan futsal sebagai bentuk duka yang mendalam atas kejadian tersebut. Mereka baru akan beroperasi lagi ketika hasil penyelidikan polisi sudah selesai.
"Kami tunggu sampai penyelidikan polisi selesai. Sementara ini kami dapat info sudah 12 orang yang diperiksa di Polsek Serpong, dan itu teman-teman korban semua," kata Yudi, salah seorang pengelola lapangan futsal.
Teman Sandy Shock
Kepolisian menyelidiki kematian Sandy alias Gepeng (23), pegawai MS Futsal BSD Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan pada Senin 26 September 2016. Polisi pun memeriksa teman-teman korban yang terlibat langsung dalam kematian Sandy.
"Teman-teman korban yang sampai saat ini masih ditetapkan sebagai saksi, masih terus dimintai keterangan di Polsek Serpong," ujar Kapolres Tangerang Selatan AKBP Ayi Supardan, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa 27 September 2016.
Dari keterangan yang sudah didapat sampai Selasa, kepolisian tidak menemukan unsur kesengajaan untuk mencelakai apalagi sampai membunuh seseorang. Kejadian tersebut murni insiden atau kecelakaan pada saat korban dan sekitar 12 temannya tengah bercanda untuk merayakan ulang tahun korban.
"Orang itu lagi cekikikan, bercanda merayakan ulang tahun, hanya saja tidak diduga sampai berakhir demikian. Mereka tidak menyadari kalau tiang untuk mengikat korban ternyata dialiri listrik," kata Ayi.
Dia mengatakan, selain teman korban, polisi juga meminta keterangan pegawai futsal, hingga tukang babat rumput di sekitar lokasi.
"Sampai saat ini tidak ada yang mengarah pada unsur kesengajaan untuk mencelakai korban," tutur dia lagi.
Ayi mengatakan, orangtua Sandy sudah ke Polsek Serpong, di sana mereka bertemu teman-teman korban yang masih dimintai keterangannya oleh kepolisian.
"Saat melihat orangtua korban, teman-temannya itu langsung menghampiri. Cium tangan minta maaf, mereka juga sangat terlihat shock," kata Ayi.
Orangtua Sandy pun sudah memaafkan teman-teman anaknya itu. Sebab, dia menilai peristiwa nahas ini sebagai musibah.
Bahkan pada saat jasad Sandy akan diautopsi dan visum, keluarga sempat menolak dan meminta untuk dikembalikan kepada keluarga.
"Tadinya menolak, karena menganggap ini musibah kan. Namun, dengan penjelasan kepolisian, akhirnya keluarga korban menghendaki jasad korban divisum sebelum kemudian dikebumikan," kata Ayi.
Menyusul insiden tewasnya Sandy alias Gepeng, tersengat listrik saat merayakan ulang tahun di BSD, Tangerang, Banten, polisi mengimbau kepada masyarakat agar merayakan ulang tahun dengan sewajarnya.
"Sudahlah jangan berlebihan. Siram-siram gitu, ceplokin telur. Kan mubazir, mending telurnya digoreng makan bareng-bareng," kata Ayi.
Dia khawatir, jika bercanda berlebihan sama seperti nasib Sandy. Dia mengimbau agar perayaan ulang tahun dirayakan dengan wajar, tidak perlu mengerjai atau bercanda berlebihan.
"Ini seharusnya jadi pelajaran, jangan diulang lagi oleh siapapun. Kita kan enggak tahu akan berakhir seperti apa, namanya juga lagi sama-sama bercanda," tutur dia.
Ayi juga mengimbau agar masyarakat kembali menggunakan lapangan futsal seperti sebelumnya. Sebab, insiden tersebut di luar area lapangan futsal yang biasa dijadikan lahan parkir sepeda motor.
"Silakan saja beroperasi, kami tidak ada larangan. Kemarin mungkin mereka tutup lantaran tengah berduka," Ayi memungkasi.