PT GTS Promosikan Regulasi Terbaru FIFA

PT Gelora Trisula Semesta (GTS) baru saja mengadakan pertemuan bersama para wasit dan perangkat pertandingan, pada Selasa (27/9/2016).

oleh Risa Kosasih diperbarui 27 Sep 2016, 23:30 WIB
Direktur Utama PT GTS Joko Driyono (kanan) memberikan keterangan saat konferensi pers musim kedua Torabika Soccer Championship 2016, Jakarta, Rabu (31/8). (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Gelora Trisula Semesta (GTS) selaku operator Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo baru saja mengadakan pertemuan bersama para wasit dan perangkat pertandingan, pada Selasa (27/9/2016) siang tadi. GTS memanfaatkan jeda turnamen di tengah gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) untuk mensosialisasikan regulasi pertandingan dari FIFA atau laws of the game.

Direktur Utama PT GTS, Joko Driyono mengatakan bahwa pihaknya berharap sosialisasi regulasi dan penyegaran perangkat diadakan agar fairness atau keadilan dalam pertandingan tetap terjaga. Dia tak ingin para pengadil lapangan tersebut mengalami penurunan konsentrasi selama jeda masa rehat di sela-sela PON ini.

"Tujuannya sederhana. Kita tidak ingin mereka mengalami penuruan konsentrasi di ujung kompetisi," ujar Joko Driyono.

Peraturan terbaru FIFA seharusnya diterapkan pada 1 Juni 2016 lalu. Mulai 30 September mendatang, GTS resmi menerapkannya di Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo di pekan ke 21.

Ada 17 pasal dalam regulasi terbaru FIFA yang mengalami pembaharuan. Salah satu penambahan aturan yang bakal diberlakukan adalah peraturan lapangan. Lapangan sintetis diperbolehkan sebagai venue kompetisi resmi.

Wewenang wasit juga menjadi lebih besar. Mereka bisa memberikan hukuman kartu kuning atau merah bahkan sejak pemanasan, hingga di lorong kamar ganti di jeda antar babak bila terjadi pelanggaran.

"Kami juga ingin wasit dan match commisioner meninjau ulang pertandingan (yang telah dilalui). Inilah tindak lanjut kami terkait evaluasi wasit, sehingga ada wasit yang promosi dan terdegrafasi (dicoret)," tutur pria asal Ngawi, Jawa Timur tersebut.

"Peraturan ini wajar agar fairness tetap terjaga," ucap Joko Driyono.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya