Liputan6.com, Jakarta Kuliner dan wisata belanja menjadi dua hal yang berperan penting dalam pengembangan pariwisata Indonesia. Pasalnya, selain menjadi negara kreatif dengan fasilitas belanja yang memadai, Indonesia juga memiliki keragaman kuliner khas Nusantara yang lezat.
Vita Datau, Ketua Akademi Gastronomi Indonesia dalam peluncuran “Wonderful Indonesia Culinary dan Shopping Festival 2016” di Jakarta (27/9/2016) mengatakan, semua pihak perlu bersatu mempopulerkan kuliner dan wisata belanja Indonesia, mulai dari akademisi, komunitas bisnis, pemerintah, hingga media.
Advertisement
Menilik data, wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia 65 persen karena culture, 35 persen ingin melihat nature, dan 5 persen karena manmade. Kuliner dan wisata belanja masuk dalam kategori culture.
Wisata belanja di Indonesia sendiri masuk dalam 17 besar “Top Asia Shopping Cities 2015”. Bahkan dalam World Economic Forum, Travel dan Tourism Competitive ness Index, Indonesia masuk dalam peringkat tiga termurah.
Vita Datau juga menyebut, pola wisman ke Indonesia tahun 2015 itu 14,8 persen belanja, 18,53 persen kuliner atau makan minum, 26,69 persen akomodasi dan 39,98 persen membelanjakan uang untuk transportasi dan lainnya.
“Data itu bersumber dari survei perilaku wisatawan mancanegara yang di-collect Bank Indonesia bulan November 2015,” kata Vita.
Baginya kelebihan wisata belanja di Indonesia dibanding negara lain adalah Indonesia punya 240 mal dan pusat belanja yang sudah global standar. Lokasinya di pusat kota, punya atraksi wisata tersendiri, dan memiliki ukuran yang besar, juga memiliki akses yang bagus. Apalagi Indonesia saat ini memiliki 36 bandara internasional dan sekitar 300 pelabuhan, ditambah kebijakan Bebas Visa yang membuat orang merasa nyaman dan mudah terbang untuk belanja dan menikmati kuliner Indonesia.
“Tinggal soal tax refund, event kuliner dan shopping yang masih sporadic, lalu campaigne atau promosi atas event yang sudah terjadwal dengan baik dan pasti,” kata dia.