Komisi VI Apresiasi IKM Produk Perhiasan di Mataram

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Mohamad Hekal memuji hasilkerajinan tangan perak dan mutiara asal dari Mataram yang sangat luar biasa.

oleh Liputan6 diperbarui 28 Sep 2016, 13:06 WIB
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Mohamad Hekal memuji hasilkerajinan tangan perak dan mutiara asal dari Mataram yang sangat luar biasa.

 

Liputan6.com, Jakarta Perkembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Indonesia telah mendapat perhatian serius, baik dari pemerintah maupun kalangan masyarakat luas. Terutama karena kelompok usaha tersebut telah membuka banyak lapangan kerja dan menjadi salah satu sumber penting bagi peningkatan pendapatan masyarakat.

"Ini adalah wujud nyata. Ternyata tempat ini dulu dimulai kerja tangan satu orang dan sekarang sudah ada 12 orang yang bekerja di bengkelnya, belum lagi yang ada budidaya di laut," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Mohamad Hekal disela-sela saat meninjau IKM Ragenda Mop Muharar Produk Perhiasan di Kota Mataram beberapa waktu lalu.

Menurut politisi Partai Gerindra, ini wujud nyata bahkan alat-alat kerja yang DPR RI anggarkan sampai kepada pengusahanya dengan kisaran dana kurang lebih Rp 250 juta. Pengusahanya sendiri merasa bermimpi karena tidak termungkinkan mempunyai alat-alat itu.

Hekal mengatakan, besarnya peran IKM dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat hendaknya selalu diberikan dukungan oleh pemerintah, baik berupa pelatihan, fasilitas maupun pendampingan sehingga hasil produksinya lebih berkualitas dapat bersaing.

Tetapi, lanjut Hekal, kerajinan tangan perak dan mutiara karya anak bangsa yang indah dan sangat luar biasa, dalam hitungan bulan bisa ditiru oleh negeri tirai bambu dengan bahan dari plastik.

"Inilah yang mengkhawatirkan, kerajinan tangan karya anak bangsa ini disaingi dengan produk-produk murah yang banjir dari impor khususnya dari negeri tirai bambu," keluhnya.

Untuk itu, Pimpinan Komisi VI DPR RI yang membidangi industri dan perdagangan ini meminta para pengusaha harus jual mutu dan seni. Apalagi pengusaha kita belum mampu untuk bersaing dengan produk-produk yang super murah.

"Jadi intinya kita harus dorong supaya mereka bisa berkarya dan kita fokuskan selain mereka mendapatkan kebutuhan alat dan training yang diperlukan, yang paling penting adalah kunci pemasarannya itu," jelasnya.

"Kalau kita tidak bisa berkompetisi di segmen yang murah maka harus berkompetisi di segmen barang yang bagus," tambah Hekal.


Produk IKM Berlogo DPR dari Kerang


Lebih lanjut  Mohamad Hekal berharap pengusaha yang sudah dibina jangan sampai nanti jatuh lagi, karena mereka sudah bisa menciptakan produk-produk baru dan pihaknya mendorong kepada BUMN-BUMN melalui program bina lingkungannya bisa menyediakan tempat khusus kepada pengrajin-pengrajin tradisional.

Begitu pula dengan perbankan, mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara sekaligus menjembatani kebutuhan modal antara pemilik dana dan peminjam dana termasuk pengusaha IKM.

Sementara Direktur Kementerian Perindustrian, Sudarto mengapresiasi kunspek Komisi VI, selain memonitor juga mempromosikan produk dan mendorong produk IKM khususnya kerajinan dari kerang. Ia memberi contoh, salah satu anggota Komisi VI sudah mencanangkan satu jenis produk yang berlogo DPR RI dari Kerang.

"DPR RI saja sudah ada satu promosi, kalau setiap design produk itu dipahami dan ada peluang marketnya, itu saya kira akan berkembang terus," ujar Sunarto.

Ke depan, lanjutnya, kita merencanakan program-program yang untuk pengembangan produk dengan istilah new product, new design dan new market, baik nasional maupun internasional. Maka produk yang diunggulkan dari kerajinan Kerang yang aman dari lingkungan itu akan menjadi suatu produk-produk yang layak untuk dipamerkan di bandara, hotel dan tempat strategis lainnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya