Liputan6.com, Bandung Kericuhan kembali mewarnai jalannya pertandingan gulat pada PON Jabar 2016. Setelah sebelumnya dinodai aksi perusakan terhadap perangkat komputer hingga intimidasi terhadap wasit, kemarin salah seorang atlet justru harus digiring polisi karena dianggap sebagai pemicu kericihan di arena pertandingan.
Seperti dilansir situs resmi PON Jabar, kericuhan terjadi pada semifinal kelas 54 kg putra yang berlangsung di Arena Saparua Sport Park, Bandung, Jabar, Selasa (27/9/2016). Atlet asal Kalimantan Selatan Agus Setia yang dianggap sebagai provokator langsung diamankan pihak kepolisian dari arena pertandingan.
Baca Juga
Advertisement
Agus yang berkostum biru tampak melawan saat hendak digiring oleh pihak keamanan. Setidaknya dua orang polisi, satu anggota TNI, dan panitia berbadan tegap harus turun tangan untuk mengamankan Agus.
Bukan kali ini saja gulat diwarnai kericuhan. Sejak pertama kali bergulir, setidaknya ada empat insiden kerisuhan terjadi. Salah satunya adalah intimidasi yang menimpa para wasit yang memimpin laga.
Insiden tersebut dipicu protes keras tim ofisial Kalimantan Timur saat duel tengah berlangsung melawan tim tuan rumah Jabar di kelas 65 kg. Mereka kesal karena pegulat mereka mendapat hukuman dua kali dan dinyatakan kalah. Protes dilakukan dengan cara menggulingkan meja wasit. Tidak hanya itu, mereka juga menghancurkan papan skor dan menendang kursi juri asal Iran yang ditugaskan dalam pertandingan itu.
"Anggota tim juri kami dari Iran, Ali Akbar kena tendang pelatih Kaltim setelah sebelumnya bangku yang didudukinya ditendang lebih dulu. Kami meminta pertandingan dihentikan sementara dan kasus ini kami laporkan ke pihak kepolisian," Tim Dewan Juri Cabang Gulat Maurice Sihombing kala itu.
(Simak juga:Gulat PON Jabar Ricuh, Tim Juri Ditendang)