Liputan6.com, California - Rencana SpaceX membawa manusia ke luar angkasa tampaknya bukan sekadar wacana. Pada sebuah konferensi di Mexico, CEO sekaligus pendiri SpaceX, Elon Musk, membeberkan rencana SpaceX.
Elon menuturkan, perusahaannya telah mengembangkan sebuah kendaraan sebagai Interplanetary Transport System (ITS). Kendaraan ini merupakan gabungan dari roket terkuat yang pernah dibuat, dengan pesawat luar angkasa yang dirancang untuk membawa 100 orang ke Planet Mars untuk setiap penerbangan.
Apabila tahap pengembangannya sesuai rencana, sistem kendaraan yang bisa digunakan beberapa kali ini dapat menolong manusia bertahan hidup dan membentuk koloni di Mars dalam kurun waktu 50 hingga 100 tahun mendatang.
"Apa yang ingin saya inginkan adalah membuat perjalanan ke Mars menjadi hal yang memungkinkan, dengan membuatnya seakan-akan dapat dilakukan dan akhirnya hal itu benar-benar bisa dilakukan," ujar Elon seperti dikutip dari laman Space.com, Kamis (29/9/2016).
Baca Juga
Advertisement
Roket ITS dapat dikatakan merupakan versi pengembangan dari Falcon 9 dengan tinggi 70 meter. Sama seperti pendahulunya, roket ini juga dapat digunakan berulang kali dan berfungsi sebagai pendorong untuk pesawat luar angkasa.
Uji terbang pesawat ulang alik ini rencananya dilakukan dalam empat tahun ke depan. Pesawat yang pertama terbang ke Mars akan diberi nama "Heart of Gold", sesuai dengan nama pesawat yang ada di cerita "Hitchiker Guide to the Galaxy".
Kendaraan ini akan didukung oleh 42 mesin Raptor yang diatur dalam dua lingkaran konsentris. Mesin anyar ini disebut-sebut tiga kali lebih bertenaga ketimbang generasi sebelumnya. Metana dan oksigen merupakan bahan bakar utama mesin ini.
Ketika seluruh sistem siap, pesawat akan terbang setiap 26 bulan, pada saat Mars berada di posisi terdekat dengan Bumi. Penerbangan pertama direncanakan pada awal 2022, dan 100 tahun kemudian, satu juta orang dapat diprediksi mampu memulai kehidupan baru di Mars.
Ia juga menuturkan sistem transportasi ini dapat berjalan dua arah. Jadi, ketika ITS tiba Mars, bahan bakar pesawat dapat diperoleh dari karbon dioksida dan es di permukaan Mars yang dapat dibentuk menjadi metana dan oksigen.
Mengingat biaya pengembangan yang begitu besar, Elon membuka pintu pendanaan. Pun demikian, ia telah menyiapkan strategi awal untuk mendanai proyek ini lewat peluncuran satelit dan mengirim kargo atau astronot ke International Space Station.
(Dam/Why)