Liputan6.com, Jakarta Pelatih PON Jabar, Lukas Tumbuan mengaku tegang ketika menyaksikan adu penalti tim asuhannya ketika menghadapi Sulawesi Selatan di final sepak bola.
Jabar memastikan emas setelah memetik kemenangan 5-4 melalui adu penalti setelah bermain imbang 0-0 di waktu normal dalam duel Stadion Si Jalak Harupat, Rabu (28/9/2016).
Jabar sempat tertinggal setelah Erwin Ramadhani gagal mengeksekusi penalti. Beruntung, eksekutor terakhir Sulsel M. Alia Alfuad gagal menjalankan tugas, sehingga kedudukan menjadi 5-4. Sebelumnya, satu algojo Sulsel, Irfan Afandi juga gagal menembus gawang M. Natsir.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Lukas, pertahanan ketat Sulsel membuat Jabar kesulitan menembus jantung pertahanan."Mereka parkir bus, bagaimana kami bisa bongkar," kata Lukas setelah pertandingan.
Mantan pemain Persib Bandung ini turut memberikan pujian kepada kiper M. Natsir. Kiper Timnas U-23 Indonesia ini memiliki mental tangguh."Ini menjadi bukti, pemain muda kami memilii potensi besar. Saya berharap, pemain bisa mendapatkan kesempatan bermain reguler di klub."
Lengkapi Sukses Jabar
Keberhasilan cabang sepak bola mendapatkan emas melengkapi sukses tuan rumah yang berhasil menjadi juara umum PON 2016. Meski demikian kontroversi mewarnai gelar juara Jabar. Sulsel menolak medali perak karena insiden sinar laser dari tribun penonton yang mengarah kepada pemain ketika sedang mengeksekusi penalti.
Hingga pukul 22:30, Rabu (28/9/2016) malam hari kemarin, Jabar sudah mengumpulkan 216 emas, 154 perak, dan 158 perunggu. Jatim menempati posisi kedua dengan 132 emas, 136 perak, dan 131 perunggu.
Sukses Jabar menjadi juara umum PON 2016 pun menjadi momen yang spesial bagi mereka. Pasalnya, Jabar harus menanti selama 55 tahun.
Advertisement