Liputan6.com, New York - Kala melakukan debat perdana dengan Hillary Clinton, Donald Trump kerap kali menyebut tentang bisnisnya yang besar dan banyak. Namun di balik sesumbarnya itu, Hillary membalas bahwa taipan asal New York tersebut tak sekaya seperti yang ia kira.
Pernah suatu kali Trump sesumbar dengan mengatakan, "bagian tercantik dari saya adalah saya sangat kaya". Namun menurut Majalah Forbes, harta capres asal Partai Republik itu telah berkurang dari setahun yang lalu.
Advertisement
Setelah Forbes melakukan perhitungan ulang, majalah bisnis itu menyebut bahwa kekayaan Donald Trump telah berkurang hingga US$ 800 juta dalam setahun atau sekitar Rp 10,3 triliun.
Kini Forbes mengestimasi, raja properti itu memiliki kekayaan sebesar US$ 3,7 miliar atau sekitar Rp 47,9 triliun.
Dilansir BBC, Kamis (29/9/2016), terbitan itu mengungkap bahwa jatuhnya kekayaan Trump akibat dari lesunya pasar properti di New York.
Trump yang dahulu pernah menulis buku berjudul Midas Touch itu, selama kampanye untuk jadi presiden AS sesumbar dan menyebut, "negara ini membutuhkan dealmaker-in-chief dalam Gedung Putih."
Dalam debat perdana lalu, ia berkali-kali berkata, "Saya memiliki pendapatan yang luar biasa besar. Ini waktunya bagi negara ini memikirkan seorang yang bisa menjalankan pemerintah dan ide tentang membuat uang."
Bagaimana Trump Bisa Kehilangan US$ 800 juta?
Forbes adalah majalah yang paling konsisten menghitung kekayaan Trump selama 3 dekade. Ketika New York mengalami kelesuan properti, maka majalah bisnis itu mengetahui bahwa hal tersebut berpengaruh pada jumlah 'kesejahteraan' Trump.
Forbes menghitung 28 gedung milik Trump, di mana 18 di antaranya nilainya jatuh, termasuk Trump Tower di Manhattan Fift Avenue.
Properti di 40 Wall Street dan Mar-a-Lago, klub pribadinya di Palm Beach, Florida juga kehilangan nilainya.
Namun, 7 properti lainnya, termasuk gedung tertinggi kedua di San Francisco meningkat nilainya.
Apakah Kampanye Berpengaruh?
Berbeda dengan Hillary yang mencari donor untuk kampanyenya, Trump tidak. Ia membiayai sendiri.
Sekitar US$ 50 juta atau sekitar Rp 647,6 miliar Trump investasikan untuk jadi capres.
Forbes mengestimasi pernyataan kontroversialnya terhadap imigran Meksiko telah membuat US$ 100 juta atau Rp 1,2 triliun hilang, setelah perjanjiannya dengan NBC Universal, Univision dan Macy's batal.
Belum lagi penolakan Trump untuk mempublikasikan pajaknya. Hal itu mengundang spekulasi bahwa jumlah uangnya di bank tidak seperti klaimnya selama ini, atau mungkin ia kaya kerena tak pernah bayar pajak.
"Tak juga mengungkapkan pajaknya mungkin menguak sesuatu yang penting, bahkan mengerikan, bahwa Trump mencoba menyembunyikan sesuatu," kata Hillary dalam debat perdana.