Liputan6.com, Seoul - Seorang tentara Korea Utara (Korut) membelot ke Korea Selatan (Korsel) melalui rute yang tidak biasa. Jika lazimnya pembelot menyeberang ke Korsel lewat China, namun tentara yang tak disebutkan identitasnya ini memilih untuk melintasi zona demiliterisasi (DMZ).
Dikutip dari news.sky.com, Kamis (29/9/2016) tentara Korut itu tidak bersenjata. Ia disebut menyeberangi perbatasan tanpa terluka ataupun adanya insiden tembakan.
Baca Juga
Advertisement
Penyidikan lebih lanjut pun tengah dilakukan untuk mengungkap bagaimana dan mengapa ia memutuskan untuk melintasi perbatasan.
"Pria itu menyeberangi bagian timur DMZ pada Kamis pagi waktu setempat," ujar Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) seperti dilansir BBC.
DMZ adalah sebuah kawasan di Semenanjung Korea dengan panjang 257 kilometer dan lebar mencapai lebih dari 40 kilometer. Zona demiliterisasi didirikan pada akhir Perang Korea dan berfungsi sebagai zona penyangga antara kedua negara.
Sejumlah ranjau darat ditanam di DMZ selain terdapat pula kawat berduri dan puluhan ribu tentara yang berjaga-jaga di kedua sisinya. Pembelotan di kawasan ini sangat jarang terjadi.
Sebelumnya pada Juni 2015 lalu seorang remaja yang direkrut Korut menyerahkan diri kepada rekan-rekannya di Hwacheon. Lalu pada 2012 terdapat pula seorang tentara Korut yang berhasil melewati kamera pengintai dan pagar listrik sebelum akhirnya ia menyerahkan diri.
Menurut Seoul, lebih dari 29.000 warga Korut telah membelot ke Korsel sejak akhir Perang Korea pada 1953. Sebagian besar dari mereka diketahui menyeberang melalui China.
Mereka dibantu oleh pemerintah terkait proses integrasi. Namun tak sedikit yang mengeluhkan persoalan kesulitan keuangan juga perlakuan diskriminatif.
Dalam peristiwa berbeda, seorang pemuda Korut bernama Jong Yol-ri (18) juga dilaporkan membelot. Ia mendekam selama 80 hari di Konsulat Jenderal Korsel di Hong Kong untuk mencari suaka.
Pada Rabu 28 September kemarin, pemuda jenius yang ikut serta dalam ajang Olimpiade Matematika Internasional (IMO) ke-57 di Hong Kong pada Juli lalu itu dikabarkan sudah meninggalkan Hong Kong dan tiba di Korsel. Pihak Korsel belum mengomentari soal ini.
Pembelotan yang dilakukan seorang tentara dan pemuda jenius tersebut terjadi di tengah ketegangan dua negara menyusul uji coba nuklir ke-5 yang dilakukan Korut pada awal September lalu. Ini merupakan uji coba nuklir terbesar Korut di mana berat nuklir diperkirakan mencapai 10 kiloton.
Perang Korsel-Korut 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata bukan perjanjian damai. Setelahnya, pembelotan pun marak terjadi.
Namun sejauh ini kasus pembelotan yang disebut paling menampar Korut adalah yang dilakukan oleh Thae Yong-ho, Wakil Duta Besar Korut untuk Inggris. Ia tercatat sebagai diplomat tertinggi Korut yang pernah membelot.