Liputan6.com, Guadalajara - CEO Space X, Elon Musk, membeberkan cara untuk mengirim satu juta manusia ke Mars. Dalam International Astronautical Congress di Meksiko pada 27 September 2016 lalu, ia mengungkap sistem transportasi antar planet yang sedang dikembangkannya, Interplanetary Transport System (ITS).
Menurut penjelasan pria kelahiran 1971 itu, ITS akan menggabungkan roket paling kuat dengan pesawat antariksa yang dirancang untuk membawa sedikitnya 100 orang dalam sekali penerbangan ke Mars.
Advertisement
Jika semua sesuai dengan rencana, ITS akan membantu manusia untuk membangun koloni permanen dan berkelanjutan di Mars dalam waktu 50 hingga 100 tahun ke depan.
"Yang benar-benar aku ingin lakukan di sini adakah untuk membuat Mars terlihat memungkinkan untuk dikunjungi," ujar Musk seperti dikutip dari Live Science, Kamis (29/9/2016).
Menurut Musk, ITS akan memiliki tinggi 122 meter dan menjadi sistem pesawat antariksa terbesar yang pernah dibangun, lebih tinggi dari roket legendaris Saturn V milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Jika semuanya telah siap, perjalanan dari Bumi ke Mars rencananya akan dilangsungkan sekali setiap 26 bulan dengan membawa 100 hingga 200 orang dalam sekali perjalanan.
Dalam perjalanan menuju Mars, para penumpangnya akan disuguhi dengan teater pemutar film, ruang kelas, dan restoran. "Akan sangat menyenangkan untuk pergi. Kamu akan menikmati waktu yang luar biasa," ujar Musk.
Dengan menggunakan mesin Raptor, perjalanan dari Bumi ke Mars akan membutuhkan waktu sekitar 80 hari. Jika dibandingkan dengan teknologi yang tersedia saat ini, dibutuhkan enam hingga sembilan bulan untuk sampai ke Mars.
SpaceX juga berencana untuk membangun pabrik bertenaga surya di Mars yang menggunakan karbon dioksida dan es air di udara dan tanah Mars untuk diubah menjadi metana dan oksigen.
Bahan bakar pesawat ITS juga akan diisi ulang di Mars dan dikirim kembali ke Bumi, sehingga orang-orang tak harus tinggal di Planet Merah itu selamanya.
Setiap pesawat antariksa ITS diperkirakan dapat melakukan perjalanan hingga puluhan kali dan setiap mesin pendorongnya dapat digunakan lebih dari itu.
"Arsitektur pesawat angkasa luar ini memungkinkan biaya tiket kurang dari US$ 200.000 atau Rp 2,5 miliar. Kami pikir biaya itu dapat turun hingga di bawah US$ 100.000 atau 1,29 miliar," ujar Musk.
Dalam dua tahun, Musk menargetkan mengumpulkan sebagian besar insinyur SpaceX untuk ITS dan menghabiskan sekitar US$ 300 juta atau Rp 3,8 triliun per tahun untuk mewujudkan proyek tersebut.
Musk juga mengajak organisasi lain untuk membantu SpaceX untuk membentuk koloni di Mars. Ia menyebut, upaya tersebut akan menjadi kerja sama yang sangat besar antara masyarakat dengan swasta.
Ia juga berharap dapat menyelesaikan pengembangan pesawat antariksa itu dalam empat tahun dan mulai melakukan pengujian suborbital setelahnya. Menurutnya, jika semua hal berjalan lancar, maka misi pertamanya akan meluncur dalam kurun 10 tahun.
ITS juga dapat digunakan untuk beberapa hal lain, dan memungkinkan manusia untuk mendarat di bulan Yupiter, Europa, atau mengirim kargo dari New ke Tokyo hanya dalam 25 menit.
Namun untuk saat ini, tujuan utama ITS adalah untuk membuat koloni di Mars, dan hal tersebut menjadi alasan Musk mendirikan SpaceX pada 2002.
Mimpi-Mimpi 'Gila' Elon Musk
Sebelum bercita-cita untuk membangun koloni di Mars, Elon Musk berambisi menghasilkan karya yang akan merevolusi sistem transportasi manusia.
Perusahaan mobil miliknya, Tesla Motors, telah mengubah citra mobil 'kotak kaleng' bertenaga listrik menjadi tunggangan yang praktis, gaya, sekaligus diimpikan banyak orang.
Tak sampai di sana, ia juga berkeinginan membuat mobil terbang yang aman dan tenang.
"Kita sudah pasti bisa membuat mobil terbang--tapi itu bukan bagian tersulitnya. Yang paling menantang adalah bagaimana membuat mobil terbang yang sangat aman dan tenang? karena jika ada kesalahan, orang-orang tak bakal senang," ujar Musk soal keinginannya membuat mobil terbang.
Selain itu, Musk juga berniat membuat mobil yang bisa menyelam di air. Meski terdengar eksentrik, ia merupakan pria yang sungguh-sungguh ingin mewujudkan impiannya. Buktinya, ia adalah penyedia transportasi ulang alik pertama dari Bumi menuju angkasa luar.
Musk adalah pendiri SpaceX, perusahaan swasta yang digandeng Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Belum lama ini Elon Musk juga mengusulkan moda transportasi kelima setelah pesawat terbang, kereta api, mobil dan kapal.
Musk menyebut konsep Hyperloop sebagai moda transportasi yang lebih aman, lebih cepat, lebih murah, nyaman, tahan cuaca, tenaga swadaya berkelanjutan dan tahan gempa.
Hyperloop merupakan struktur tabung atau pipa yang akan meluncurkan kereta berisi penumpang melalui berkecepatan mendekati 1.000 kilometer per jam.
"Seperti versi besar dari tabung udara tekan untuk mengirim surat dan paket di dalam atau antara gedung-gedung. Secara prinsip, sistem ini dapat menggunakan kipas angin yang sangat kuat untuk mendorong udara pada kecepatan tinggi melalui sebuah tabung dan melontarkan kereta seukuran manusia dari Los Angeles sampai San Francisco."
Namun sepertinya Musk tak memilih fokus untuk mengembangkan Hyperloop. Ia mengaku tak memiliki waktu untuk mengerjakannya.
"Saya kira saya seperti bunuh diri dengan menyebut Hyperloop," ujarnya."Saya tidak memiliki rencana untuk mewujudkannya karena saya masih harus fokus pada SpaceX dan Tesla."
Advertisement