Liputan6.com, Jakarta Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Airnav Indonesia Cabang Pratama Pangkal Pinang, Bangka Belitung bakal punya menara baru. Rencananya, institusi pengatur lalu lintas udara ini akan memiliki menara 8 lantai setinggi 35 meter.
General Manajer Airnav Indonesia Cabang Pratama Bandara Depati Amir, Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Wawan Winarto, menjelaskan bahwa menara yang saat ini digunakan oleh Airnav Pangkal Pinang adalah menara buatan tahun 1975. Saat itu, panjang landasan pacu (runway) yang ada baru sepanjang 1.800 meter. Saat ini, otoritas bandara yaitu Angkasa Pura II telah memperpanjang runway bandara tersebut menjadi 2.250 meter. Oleh karena itu, Airnav Pangkal Pinang juga harus meningkatkan kemampuan dengan membangun menara baru.
Advertisement
"Saat ini investasi control tower ATC (Air Traffic Control) baru sudah mulai berjalan. Harapannya dengan fasilitas baru dan menara setinggi 35 meter ini kerja kami bisa jauh lebih maksimal memberi kenyamanan lalu lintas udara," terang Wawan di Bandara Depati Amir Pangkal Pinang Bangka Belitung, Jumat (30/9/2016).
Ia melanjutkan, proyek pembangunan menara atau tower baru ini memakan biaya investasi Rp 33 miliar. Diharapkan adanya menara baru ini bisa mewujudkan keamanan dan kenyamanan pengguna transportasi udara. "Menara ATC yang nantinya berdiri di bandara dengan volume 80 pergerakan setiap harinya itu kami yakin akan menambah kenyamanan lalu lintas. Hal itu juga akan berdampak pada kami untuk bisa kerja lebih berkualitas lagi," jelas dia.
Dengan menara yang ada saat ini sebenarnya kinerja Airnav Indonesia Distrik Pangkal Pinang masuk kategori baik. Alasannya, dalam kurun waktu lebih 15 tahun tidak pernah terjadi insiden. Padahal secara fasilitas belum maksimal baik dari sisi jarak pantau menara dan peralatan yang digunakan.
Ia mengungkapkan selama ini pengaturan lalu-lintas udara di bandara peninggalan Jepang pada perang dunia ke II itu terpantau aman. Namun untuk mengantisipasi peningkatan frekuensi penerbangan, menara pemantau visual ideal sangat dibutuhkan.
"Harapan mendapatkan menara yang mampu menyesuaikan dengan kebutuhan pantau landasan pacu sudah di depan mata. Pasalnya saat ini sudah dimulai pembangunan menara tersebut dengan tinggi 35 meter dan miliki 8 lantai dan rencananya akan bisa digunakan pertengahan 2017," ungkapnya.
Bandar Udara Depati Amir melayani 80 pergerakan pesawat yang terdiri dari 40 pergerakan pesawat terjadwal dan 40 pergerakan pesawat carter dan latih. Terdapat tujuh maskapai yang menggunakan bandar udara tersebut yaitu Sriwijaya Air, NAM Air, Lion Air, Wings Air, Garuda Indonesia, Citilink dan Susi Air.